Perbedaan Islam Yang Damai Serta Kelompok Muslim Teroris

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kenyataan bahwa semua perbuatan tersebut diperbuat dengan mengatasnamakan Islam sangatlah menyedihkan serta menyakitkan bagi semua umat Islam yang cinta damai sebab ideologi barbar serta tidak manusiawi semacam itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama apapun. 



Sebaliknya aliran Islam yang sejati adalah perdamaian serta keamanan bagi semua orang. Apabila kami menonton di dalam Al-Qur'an serta juga teladan adab Rasulullah saw, sangat jelas bahwa umat Islam awal tidak sempat mengawali setiap peperangan alias kekerasan. Apabila umat Islam terlibat dalam peperangan maka itu murni bersifat defensif serta tujuan mereka hanya untuk menghentikan para penindas dari kekejaman. Mereka tidak sempat memaksakan superioritas mereka alias bertindak tidak adil. Mereka tidak sempat berupaya untuk menguasai daerah jajahan alias negara serta menundukkan para penduduknya.

Kenasiban Nabi Muhammad saw menjadi saksi bahwa selagi bertahun-tahun awal kenabian beliau, di tempat kelahirannya di Mekkah, beliau menyebarkan aliran Islam hanya dengan tutorial cinta serta kasih sayang. Tetapi orang-orang Mekkah justru menolaknya bahkan memperperbuat beliau dengan tutorial yang sangat kejam serta tanpa ampun. Beliau serta para para pengikutnya dianiaya dengan cara brutal hingga akhirnya melewati perintah Ilahi, Nabi saw wajib berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Tetapi, seusai Hijrah, orang-orang Mekkah tidak membiarkan umat Islam begitu saja, melainkan mereka pergi dengan persenjataan lengkap serta mengobarkan perang melawan Islam. Saat itulah untuk pertama kalinya, atas dasar perintah Allah, umat Islam diberi izin untuk berjuang membela diri.

Alasan diizinkannya Perang

Alasan diberbaginya izin dengan cara jelas dinyatakan dalam surah 22:40-41 dimana Allah berbicara bahwa izin untuk perang defensif diberbagi sebab apabila umat Islam tidak membela diri, maka kedamaian seluruh dunia bakal terancam. Para penentang selain ingin menghapus Islam, tetapi sebetulnya ingin menghapus segala bentuk agama di dunia. Oleh sebab itu, Al-Qur'an menyebutkan bahwa apabila izin tidak diberbagi maka tidak bakal ada gereja, sinagog, kuil, masjid serta tempat ibadah lainnya yang bakal aman. Oleh sebab itu, umat Islam diizinkan untuk melawan yang bukan saja untuk menyelamatkan Islam tetapi juga untuk menyelamatkan agama itu sendiri, semacam tersebut dalam ayat diatas.

Dalam penjelasan ini, Anda bakal bisa memahami sendiri alangkah kelirunya umat Islam sekarang yang mengklaim bahwa mereka diizinkan untuk membunuh non-Muslim; merebut wilayah kekuasaan serta memperbudak mereka. Sebaliknya Islam adalah agama yang menjamin hak-hak setiap individu untuk nasib dengan keleluasaan serta kemerdekaan. Serta Islam adalah agama yang menjamin hak setiap individu untuk nasib dengan damai serta rukun, terlepas dari iman serta latar belakang mereka.

Rasulullah saw, Contoh dalam Membangun Masyarakat yang Bersatu serta Damai
Saya telah sebutkan sebelumnya, bagaimana Nabi saw berhijrah ke Madinah bersama para pengikutnya serta tutorial dimana umat Islam melebur dengan masyarakat lokal adalah contoh yang sempurna bagaimana berhijrah serta berintegrasi ke dalam lingkungan masyarakat baru. 
Sebelum umat Islam tiba ada dua kelompok mutlak yang tinggal di kota Madinah - orang-orang Yahudi serta orang Arab. Seusai kedatangan Islam kelompoknya menjadi tiga yaitu umat Islam, orang-orang Yahudi serta orang Arab non-Muslim. Nabi saw segera menyebutkan bahwa penting bagi mereka untuk nasib damai serta rukun jadi beliau menganjurkan perjanjian damai diantara mereka. Menurut ketentuan perjanjian ini masing-masing kelompok serta masing-masing suku diberbagi hak-hak mereka. Kenasiban serta kekayaan semua pihak dijamin serta setiap kebiasaan yang telah ada diantara suku-suku juga wajib dihormati. Faktor ini juga disepakati bahwa apabila ada seseorang datang dari Mekkah dengan tujuan untuk memunculkan kemenyesalan alias kerusakan ia tidak bakal diberbagi perlindungan oleh siapapun di Madinah serta juga tidak bakal dilibatkan dalam pakta perjanjian apapun dengan mereka. Selanjutnya apabila musuh bersama menyerang Madinah maka ketiga kelompok bakal bergabung bersama-sama serta mempertahankan kota sebagai kesatuan, meskipun juga ditetapkan bahwa non-Muslim tidak bakal dipaksa berjuang bersama kaum Muslim apabila akhir-akhir sempat diserang alias diperangi di luar madinah.

Selain itu perjanjian orang-orang Yahudi dengan kelompok lain bakal dihormati oleh umat Islam. Orang-orang yahudi bakal nasib dengan agama mereka serta Muslim bakal tinggal dengan agama mereka.

Dalam ketentuan yang diterima oleh ketiga kelompok tersebut, disepakati juga Nabi Muhammad saw sebagai Kepala Negara. Meskipun demikian, semacam yang saya katakan sebelumnya, orang-orang Yahudi tidak bakal terbelit oleh Syariah tetapi bakal terbelit hanya dengan hukum serta budaya istiadat Yahudi. Ini adalah contoh sempurna dari toleransi serta saling menghormati dari Nabi Muhammad saw, tetapi pada sekarang ISIS telah mengklaim bahwa Hukum Syariah wajib ditegakkan pada setiap orang, tidak peduli agama alias latar belakang mereka. 

Pada saat itu, Nabi Muhammad saw juga menegakkan hak-hak kaum wanita dalam perjanjian itu. Telah ditetapkan dengan jelas bahwa tidak boleh ada wanita diambil paksa dari rumahnya alias menentang kehendaknya. Dengan demikian, bagaimana bisa dibenarkan bahwa ISIS mengklaim bahwa wanita non-Muslim bisa dianggap sebagai harta serta barang bergerak mereka? Menurut perjanjian, tidak seorangpun boleh dipaksa untuk menerima Islam, sebaliknya dengan tegas dinyatakan bahwa orang-orang Yahudi serta non-Muslim di Madinah, bakal diperperbuat dengan cinta serta kasih sayang serta dianggap sebagai saudara oleh umat Islam. Jadi inilah adalah simpelan dari perjanjian yang yang saling mengikat masyarakat Madinah seusai kedatangan kaum Muslimin.

Sejarah telah mencatat bahwa umat Islam mentaati perjanjian itu serta apabilapun ada pelanggaran itu diperbuat oleh pihak lain. Sebagai pemimpin yang diakui di Madinah, kadang-kadang Nabi Muhammad saw wajib berurusan dengan para individu alias kelompok yang melanggar perjanjian alias terlibat dalam pelanggaran. Tetapi beberapa teguran diberbagi dengan cara wajar, sesuai dengan ketentuan perjanjian, serta bukan sikap tidak adil. Dengan demikian ini adalah manifestasi pemerintahan di dalam Islam, yang pondasinya telah diletakkan oleh Nabi Muhammad saw, kemudian dilanjutkan oleh para Khalifah Rasyidah serta sepanjang abad pertama Islam.

Dan kali ini, apabila ISIS alias pemerintahan Islam manapun bertindak melawan prinsip-prinsip keadilan sejati serta persamaan tersebut, maka mereka tidak lain hanya untuk memenuhi kepentingan peribadi alias kepentingan politik mereka sendiri. Kalaupun mereka mengaku bertindak atas nama Islam, tetapi perbuatan mereka itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam alias aliran Nabi Muhammad saw.

Apabila kami menonton sejarah Arab sebelum munculnya Nabi Muhammad saw, mereka adalah masyarakat dimana setiap suku berusaha untuk menegaskan hak-hak mereka melewati perang serta pertumpahan darah. Tetapi, dalam masyarakat yang sama, Nabi Muhamamd saw mengangkat sebuah revolusi dimana beliau mendirikan sebuah sistem peradilan yang cocok dimana masing-masing kelompok diperperbuat sesuai dengan tradisi alias keyakinan agama masing-masing. Apabila seseorang mendalami sejarah Islam awal dengan tutorial yang adil serta tidak bias, maka ia bakal menonton bahwa selagi era awal Nabi Muhammad saw serta para Khalifah Rasyidah, sikap umat Islam adalah sempurna.

Penyebaran Islam Diperbuat Dengan Damai

Tidak sempat mereka menjadi agresor dalam peperangan manapun serta mereka juga tidak sempat berupaya untuk menaklukkan sebuahwilayah. Dimanapun mereka berupaya untuk menyebarkan aliran Islam mereka meperbuatnya hanya dengan tutorial penyebaran yang damai. Umpama, Islam menyebar ke Cina serta India Selatan, tidak ada di dalam sejarah manapun dinyatakan bahwa tentara Muslim sempat menyerang negara-negara tersebut; sebaliknya, Islam menyebar ke negara-negara tersebut serta bangsa lain melewati tutorial yang damai. Pada periode selanjutnya, beberapa Raja-Raja Islam mengawali peperangan untuk beberapa alasan, tetapi mereka sendiri tidak bisa disalahkan sepenuhnya, sebab dalam perangpun para penduduk yang ditangkap tidak sempat dipaksa untuk masuk Islam. Pasti saja, Al-Qur'an menolak peperangan yang demikian, Islam hanya mengajarkan propogasi damai.

Semacam yang telah saya katakan, manakala Allah memberbagi izin untuk perang agama yang bersifat defensif, itu diberbagi hanya sebagai sarana untuk melindungi semua agama serta bukan hanya Islam. Dalam tidak sedikit ayat tidak sama di dalam Al-Qur'an, Allah taala telah menetapkan prinsip-prinsip peperangan. Umpama, dalam Surah 2:191, Allah telah menetapkan prinsip perang defensif dimana Dirinya berfirman bahwa perang hanya diperbuat terhadap mereka yang mengawali perang melawan anda serta jangan melampaui batas alias bertindak kejam, sebab Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Satu lagi, dalam Surah 16:127 Allah taala memerintahkan umat Islam agar tidak melampaui batas dalam peperangan. Allah berfirman bahwa hukuman diperbuat wajib proporsional dengan kemenyesalan yang mereka alami.

Dalam Surah 8:62, Allah taala membahas bahwa apabila para penindas tersebut cenderung terhadap perdamaian serta menyodorkan rekonsiliasi maka umat Islam wajib menyambutnya serta tidak mempertanyakan apakah mereka tulus alias tidak.

Selanjutnya dalam Surath 9: 4, Al-Qur'an menyebutkan bahwa umat Islam wajib mematuhi setiap perjanjian alias pakta yang dibentuk terhadap orang-orang musyrik apabila mereka tidak bertindak agresif serta semakin menjaga persyaratan perjanjian dari segi mereka. Allah berfirman bahwa ini adalah syarat kebenaran serta Allah mencintai orang-orang yang benar.

Dalam Surah 5:9 Allah memerintahkan umat Islam untuk rutin bertindak jujur serta adil, bahkan dalam kondisi perang. Allah berfirman bahwa permusuhan sebuahbangsa alias orang lain, jangan menjadikan umat Muslim untuk bertindak tidak adil sebab faktor itu menentang kebenaran.

Dalam Surah 8: 68, Allah berfirman bahwa tidak pantas bagi seorang Nabi untuk mempunyai tawanan diluar kondisi perang sebab dengan meperbuatnya bakal menunjukkan bahwa mereka bukan untuk meraih ridha Allah, mereka hanya mengejar dunia alias kekuasaan. Dengan demikian ini membuktikan dengan sangat jelas bahwa di luar perang dilarang untuk mempunyai tawanan. Tetapi pada kali ini kami menonton mereka yang menyebut diri mereka islamis dengan cara paksa telah memenjarakan orang-orang yang tidak terhitung tidak sedikitnya, sementara perempuan yang tidak berdaya dijadikan selir.

Di dalam Surah 47:5 Allah taala telah menyebutkan bahwa tawanan perang wajib dibebaskan seusai peperangan beres. Dalam ayat ini, Allah telah membahas bahwa mereka dibebaskan dengan tebusan sejumlah uang, alias lebih baik mereka dibebaskan sebagai bentuk kebaikan serta keterjangkauan hati. Dengan demikian, ketika perang beres tawanan wajib dibebaskan serta ini berlaku bagi lak-laki maupun perempuan. Pada masa dulu, perempuan diajak ke medan perang untuk mendukung serta memotivasi para prajurit yang berjuang, jadi para wanita juga bisa saja ditangkap. Al-Qur'an, bagaimanapun, telah membikin kategori yang jelas bahwa jangan ada perempuan yang diperperbuat dengan kejam alias dilanggar dengan tutorial apapun.

Mengenai pembayaran uang tebusan untuk membebaskan seorang tawanan, dalam surah 24:34, Al-Qur'an menyebutkan bahwa apabila seseorang tidak sanggup untuk membebaskan seorang tahanan maka yang lain wajib mengizinkan angsuran serta membebaskan orang tersebut. Ayat-ayat yang berkaitan dengan membebaskan budak wajib dipahami dalam konteks perang selagi periode awal. Pada saat itu, orang-orang yang berjuang dalam perang memakai anggaran pribadi serta mengangkat sendiri persenjataannya, jadi mereka diizinkan untuk mengambil uang tebusan untuk membebaskan tahanan mereka. Tetapi dalam perang saat ini, pemerintahlah yang mendanai semua ekspedisi serta tidak ada anggaran pribadi yang dikeluarkan tentara. Dengan demikian, soal bagaimana memperperbuat tawanan perang adalah  urusan pemerintah alias organisasi internasional untuk menentukan serta bukan individu tentara. Program pertukaran tawanan bisa terjadi alias persetujuan lainnya antara negara-negara bisa terjadi pada tingkat pemerintah dalam upaya mengangkat perdamaian jangka panjang. 
Tentu saja, pemenjaraan yang diperbuat dengan cara individual telah tidak ada lagi, serta siapapun  yang meperbuatnya sepenuhnya bermengenaian dengan Islam.

Di dalam Al-Qur'an, Allah juga membahas bahwa jangan berpandangan iri pada kekayaan orang lain serta ini adalah prinsip emas bagi perdamaian dunia. Apabila salah satu perintah Islam ini diikuti maka tidak bakal sempat ada pertanyaan mengenai seorang Muslim yang mengambil alih sebuahwilayah, teritorial alias kekayaan orang lain. Dalam Surah 10:100 Allah menyebutkan bahwa Apabila Allah berkehendak, Dirinya bisa membikin seluruh dunia menerima Islam, tetapi Allah tidak memaksa manusia serta Dirinya mengajarkan terhadap Nabi saw, bahwa pemaksaan tidak diizinkan untuk menyebarkan pesan Islam, sebab agama itu adalah berkaitan dengan urusan hati nurani masing-masing individu.

Oleh sebab itu, sangat jelas, dalam kondisi apapun, tidak sempat diizinkan memaksa orang lain untuk menerima Islam serta pastinya tiap agama manapun. Pasti saja, umat Islam telah diminta untuk menyebarkan pesan Islam, hanya itu saja. Dalam Surah 18:30 Allah berfirman terhadap Nabi Muhammad saw untuk mengumumkan terhadap dunia bahwa kebenaran telah datang dari Tuhan mereka, yang adalah sarana kesuksesan serta kesejahteraan serta mereka leluasa untuk menerima alias menolaknya. Kata-kata ini sangat jelas bagi semua orang untuk menonton serta mendengar. Semua orang leluasa untuk percaya alias tidak percaya. Serta ketika Nabi Muhammad saw hanya diizinkan untuk memberi tau pesan-pesan Islam serta kurang dari itu - maka bagaimana bisa para pemimpin Islam sekarang telah melampaui batas serta berpikir bahwa mereka mempunyai lebih tidak sedikit kekuasaan, otoritas serta hak-hak dibandingkan Nabi Muhammad saw?

Jadi saya telah memberbagi simpelan aliran Islam, berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an, yang membuktikan bahwa perbuatan kekejaman yang diperbuat oleh kelompok Muslim serta bahkan negara tertentu sangatlah bermengenaian dengan Islam.

Sumber:
Perbedaan Islam yang Damai serta Kelompok Muslim Teroris
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90