Mengejutkan! Rekeningku Dialiri Gaji dari Perusahaan yang Sudah Lama Aku Tinggalkan, Awalnya Aku Pakai Uang Itu Hingga Akhirnya Begini…

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Uang di Rekening Itu, Bukan Uang Kami

Allah SWT memberbagi rezeki dari jalan yang tidak di sangka – sangka. Siapa yang tidak bahagia menonton isi atm semakin bertambah tanpa kerja, nyatanya yang terjadi akhirnya buat kami merenung…
” Bun, ini di BRI ada uang yang jumlahnya hampir sama dengan gaji di kantor yang lama!” ucap suamiku di ujung telpon selular dari atm dekat kantornya.




20140202_195819_ilustrasi-atm-bri-atm

” Ah masa sih, Yah…. ” jawabku tidak percaya

” Iya benar… masa aku salah sih … nih, aku ambil ya uangnya … nah kan keluar,” perbuatan yang sangat menggelikan.

” Yang bener ah… Alhamdulilah kalau begitu, kelak kami pikirkan di rumah, itu duit dari mana serta bakal kami belanjakan apa…! ” sahutku gembira.

Kira – kira semacam itulah obrolan kami di suatu  pagi yang amat cerah serta indah. Sebulan yang lalu suamiku baru saja pindah kantor dari kantor A ke kantor B. Apabila dihitung dengan cermat harusnya ia tidak lagi menerima uang gaji dari kantor A. Itulah sebabnya saya tetap berpendapat suami berilusi hingga ia sangatlah mengangkat uang itu ke rumah.

Ada berbagai kemungkinan, bonus akhir tahun, kelalaian tahap finance kantor A, hingga uang Gayus yang nyasar. Semua opsi itu memiliki konsekuensi. Kmi pn mngmbil ksimplan sndri yg kmi anggp trman, mngkn ini bnus akhr tahun yang jumlahnya mirip dengan gaji. Aman kan !

Tanpa berpikir lama, tanpa butuh memeriksa sana sini, serentetan daftar belanja untuk menghabiskan uang kaget itu pun telah saya siapkan. Membeli sejumlah pakaian, makan di restoran cepat saji favorit kami, menghadiahkan orang-orang terdekat, serta tidak lupa melunasi keharusan yang tidak kunjung lunas selagi ini. Uang itu pun habis tidak bersisa.

Satu bulan berlalu, di tanggal yang sama, uang kaget itu kembali memperlihatkan eksistensinya.

“Bun, ini ada uang lagi di BRI jumlahnya gak jauh beda!” kata suamiku, “ya, kalau pun tidak sama itupun paling hanya seribu dua ribu.”

“Ayah yakin, ini tentu uang gaji, ” sambungnya.

“Waduh gawat kalau uang gaji. Kami harus ganti yang kami pakai bulan kemarin dong,” jawabku dengan nada tidak rela.Dalam hatiku terlintas, A perusahaan yang besar. Perusahaan A tentu tidak merasa kehilangan kan. Toh ini kelalaian mereka. perusahaan A juga tidak bakal tutup hanya sebab uang itu mengalir ke rekening kami kan. Paling hanya hingga bulan Februari saat masa kontrak suamiku habis di perusahaan A, serta tidak ada yang tahu tidak hanya kami serta keluarga.

Sayangnya ini bukan masalah tutup alias tidak tutup, tahu alias tidak tahu. Tapi uang itu bukan uang kami. Uang itu bukan rezeki kami. Gaji dibayarkan ketika seseorang bekerja untuk suatu  perusahaan , sementara suamiku telah pindah kerja dari perusahaan A sejak dua bulan lalu. Sehingga jelas itu bukan hak kami . Sma hlnya kmi menmukan uang di jlan srta kmi thu siapa pmlknya. Kami harus mengembalikan uangnya.

Lantas, bagaimana dengan uang sebelumnya yang telah tinggal nama. Sungguh tidak rela kalau aku harus terbuktikas biaya belanja hanya untuk menggantikan uang yang telah kami pakai. Astagfirullah. Kami mohon ampun kepada-Mu ya Rabb.

Allah Swt berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa terhadap Allah Swt, niscaya Dirinya bakal mengadakan jalan keluar baginya. Serta memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3).

Sungguh , Kami lupa Kau Maha Menonton. Kau Mahakaya. Merupakan mudah bagi Allah Swt menurunkan rezeki yang ia kehendaki buat kami dengan jalan yang halal. Kalau yang ini, ini bukan rezeki kami. Ini ujian bagi kami. Ujian yang menggiurkan. Allah Swt Mahakaya. Seluruh jagad raya ini milik Allah Swt. Tergolong rumahku, perusahaan A, uang kaget itu, bahkan UFO yang mampir di Sleman apabila benar ada.

“Dan apabilalau Allah Swt melapangkan rezeki terhadap hamba-hamba-Nya tentulah mereka bakal melampaui batas di muka bumi, namun Allah Swt menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dirinya Maha Mengenal (kondisi) hamba-hamba-Nya lagi Maha Menonton.” (QS. Asy Syuraa: 27).

“Mau tidak mau, besok Ayah ke kantor A untuk mengembalikan uangnya,” sahut suamiku.

“Ya telahlah kalau kantor A meminta uang itu dikembalikan kami cicil saja,” kataku.
Keesokan harinya suamiku datang menemui HRD kantor A. Seusai berdiskusi, hasilnya pihak HRD berpendapat itu kelalaian mereka serta berterimakasih terhadap suamiku sebab telah mengembalikan uangnya.

Sesungguhnya HRD tersebut menyelamatkan kami, untuk memakan harta yang yang bukan hak kami, tidak terbayangkan apabila harta itu mengalir dalam darah anak kami, ataupun menjelma menjadi pakaian kami. HRD juga bakal mengusahakan supaya kami tidak butuh mengganti uang kaget pertama. Semoga saja hasilnya kelak tidak membebani kami.

Semoga Allah menggantinya dengan yang lebih tidak sedikit serta lebih berkat baik buat kami juga pembaca. Amin
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90