Pengaruh Kenasiban Rasulullah Saw Bagi Umat Islam

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Panggilan azan dimulai oleh Rasulullah saw seusai Beliau membangun masjid pertama. Beliau saw meminta para sahabat untuk merekomendasikan tutorial yang baik untuk terbuktigil umat Islam ke masjid ketika waktu shalat tiba.



 Atas saran salah seorang sahabat, Beliau saw menerapkannya dalam kalimat-kalimat azan dan meminta Bilal ra mengumandangkan azan dengan keras. Sejak saat itu Beliau saw sendiri datang ke masjid saat mendengar azan dan faktor ini dipraktekkan oleh umat Islam di seluruh dunia. Umat Islam dibangunkan pada saat subuh dengan mendengar azan - faktor pertama yang mereka dengar dalam mengawali hari baru. Tak hanya itu Rasulullah saw juga mengusulkan terhadap umat Islam untuk mengucapkan kalimah azan ke telinga bayi yang baru lahir sebagai pesan spiritual pertama yang bayi harus dengar, dan faktor ini kini sudah dipraktekkan di setiap kelahiran anak seorang Muslim.

Rasulullah saw membangun masjid pertama Islam di Madinah sebagai tempat beribadah dengan cara berjamaah dan sebagai tempat pensucian rohani, juga sebagai tempat dimana Beliau saw dapat mengajarkan aliran Islam dan kualitas-kualitas adab terhadap para pengikut Beliau saw. Masjid ini dikenal sebagai Masjid Nabawi (Masjid nabi). Tak ada catatan dalam sejarah bahwa Nabi Musa as, Mahavira, Gautama, Budha, Zoroaster alias Nabi Isa as sudah membangun Sinagog, Kuil alias Gereja selagi nasib mereka. Tak ada candi Hindu selagi periode Weda.

Mengikuti sunnah dari Rasulullah saw, tradisi membangun masjid berkembang dengan sangat cepat di seluruh dunia Islam - dari padang pasir Arabia hingga ke Afrika Utara dan Spanyol di Barat. Hingga ke India, Indonesia dan China di Timur. Kemudian di dalam kerajaan Islam yang luas, masjid-masjid megah dibangun, yang beberapa diantaranya tercatat mempunyai keajaiban arsitektur. Beberapa Masjid yang bersejarah merupakan: The Dome of Rock/Kubah Shakhrah dan Masjid Al-Aqsa (Palestina), Masjid Agung Damaskus (Syiria), Masjid Agung Cordoba (Spanyol), Masjid Qurawiyan di Fez (Maroko), Masjid al Azhar Kairo (Mesir), Masjid Suleimania Istambul (Turki), Masjid e-Jami dan Masjid Shah di Isfahan (Iran), Masjid Badhahi di Lahore (Pakistan), Masjid Jamia di Delhi (India) dan Masjid Agung 'Xi an (Cina). Hampir tak ada kota, wilayah alias kota di dunia Islam yang tak ada masjid. Dan tak diragukan lagi masjid mempunyai akibat yang signifikan pada kenasiban sehari-hari umat Islam.

Rasulullah saw sendiri dengan cara pribadi mengikuti setiap kata dari bimbingan Al-Qur'an yang diwahyukan terhadap Beliau dan Beliau saw kemudian mengajarkan bagaimana melaksanakan perintah-perintah Al-Qur'an dalam bentuk praktek. Di lain pihak tak ada catatan khusus bagaimana dan kapan para pendiri agama lain biasa beribadah selagi nasib mereka. Para sahabat Rasulullah saw dengan cara teliti mencontoh dan mengikuti praktek Rasulullah saw dengan tulus. Beberapa dari antara mereka bahkan menuliskan apa yang mereka lihat alias dengar.

Semua bahan penting dari shalat harus - baik wacana maupun gerakan- diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw. Kemana menghadap ketika shalat, bagaimana niat awal shalat, bagaimana mengatur saf di belakang imam, bagaimana ruku', i'tidal, sujud dan duduk dan mengakhiri shalat - semua sudut tersebut dicontohkan dengan cara detail oleh Rasulullah saw dan dan faktor itu dipraktekkan oleh umat Islam selagi berabad-abad. Sebelum dan alias seusai shalat harus lima waktu Rasulullah saw juga biasa melaksanakan shalat tambahan (nawafil) di masjid alias di rumah Beliau saw sendiri. Shalat-shalat tambahan itu biasa dikenal dengan shalat sunnah. Setiap orang Islam berpendapat penting faktor ini guna mengikuti sunnah Rasulullah saw. Tidak hanya itu Rasulullah saw sangat menekankan untuk mengerjakan shalat Jumat. Waktu pelaksanaan shalat jumat, khutbah dan detail-detail lain seputar shalat Jumat sudah diajarkan oleh Beliau saw dan faktor itu sudah diterapkan oleh umat Islam hingga sekarang.

Selain mencontohkan sendiri dan mengajarkan shalat sehari-hari dan shalat Jumat, Rasulullah saw juga mencontohkan perintah-perintah lain - semacam puasa pada bulan Ramadhan, bayar zakat terhadap orang miskin dan yang membutuhkan dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah di Mekkah. Beliau saw sudah membahas semua sisi tanggung jawab agama dengan cara praktek untuk menunjukkan bagaimana tutorial melaksanakannya. Tidakan yang cocok dan ajaran-ajaran yang jelas mengenai rukun Islam sudah menjadi bahan pedoman bagi tiap umat Islam untuk membentuk kenasiban mereka yang baik sehari hari. Keterjangkauan hati Beliau saw dalam menolong mereka membutuhkan, menambah ibadah terhadap Allah selagi bulan puasa, ibadah haji, memperingati hari raya Idul Fitri dan memberbagi fauna kurban selagi Idul Adha - semua terdokumentasikan dengan baik. Sunnah Beliau saw sudah sangat mempengaruhi kenasiban umat Islam. Tanpa keraguan bahwa tak ada komunitas agama lain yang mempunyai panutan dalam pribadi pendiri agama mereka yang dapat diikuti dalam praktek keagamaan mereka saat ini.

Kesucian tubuh, pakaian, lingkungan dan tempat ibadah rutin ditekankan dalam Islam oleh Rasulullah saw sebagai kebutuhan bagi kesucian jiwa.Rasulullah saw biasa mengatakan bahwa agama dibuat diatas kebersihan. Dan kesucian merupakan kunci ibadah. Al-Qur'an menyebutkan: 

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (2:222). 

Sehingga faktor ini menjadi praktek universal Islam untuk memakai pakaian yang bersih sementara mereka beribadah sehari-hari. Mandi merupakan rutinitas Nabi dan Beliau saw meharuskan dalam keadaan tertentu semacam seusai hubungan suami istri, Beliau saw juga mengusulkan umat Islam untuk mandi sebelum berangkat di hari besar semacam hari Jumat dan Idul Fitri. Dan dalam mengikuti kebiasaan Rasulullah saw tak sedikit umat Islam memakai minyak wangi, dan menghindari makanan yang berbau kuat sebelum menghadiri acara-acara tertentu.

Para sahabat juga mencontoh etika sosial Rasulullah saw. Sebagai contoh, sebagian besar umat Islam mencoba mengikuti sopan santun di meja makan. Beliau saw biasa mencuci tangan sebelum makan, makan dengan tangan kanan dan makan hidangan yang ada di hadapannya. Beliau saw mengajarkan: “Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022). Beliau saw mengikuti perintah Al-Qur'an (2:168) untuk makan makanan yang halal dan thayyib (yang baik). Beliau saw sendiri tak sempat menyentuh setiap yang haram. "Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) tidak hanya Allah". (2:173). Untuk tak membebani para pengikut beliau, beliau saw menetapkan prinsip bahwa segala sesuatu merupakan halal kecuali yang jelas dilarang oleh hukum. Tak hanya itu Al-Qur'an menyebutkan: .."Namun barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dirinya tak mengharapkannya dan tak (pula) melampaui batas, maka tak ada dosa baginya. (2:173). Rasulullah saw juga mencontohkan makanan yang tak berlebihan dalam mentaati perintah Al-Qur'an "makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (7:32). Rasulullah saw biasa mengambil makanan setidak sedikit yang ia dapat makan dengan enjoy dan tak meninggalkan sisa makanan di piring seusai berakhir makan. Beliau saw minum dengan perlahan dengan tiga jeda. Beliau saw tak sempat mencela makanan yang ditawarkan kepadanya. Seusai makan Rasulullah saw rutin mencuci tangan dan mengucapkan syukur terhadap Allah. Tidak hanya itu Beliau saw menekankan bahwa tak saja makanan yang dimakan itu harus halal namun - uang yang digunakan untuk membeli makananpun juga harus halal.

Setiap kali dua orang Muslim berjumpa mereka saling mengucapkan salam. Salam yang Rasulullah saw biasa ucapkan ketika berjumpa yaitu dengan mengucapkan Assalamalaikum' yang berarti "Damai sejahtera bagi kamu." Jawaban terhadap ucapan itu juga diajarkan oleh Rasulullah saw yaitu 'waalaikum salam' yang berarti: "kesejahteraan juga bagi engkau'. Apabila berjumpa dengan seseorang Beliau saw biasa menjabat tangan. Kebiasaan  ini dengan cara universal diterapkan dalam kenasiban sehari-hari umat Islam di seluruh dunia. Tidak hanya itu Rasulullah saw rutin mengingat Allah di saat penting sehari-harinya. Beliau saw memakai kalimat Al-Qur'an yang pendek untuk mengungkapkan niat alias perasaannya, suka cita alias kekecewaan. Sebelum mengawali sesuatu yang penting Beliau saw biasa membaca bismillah. Saat tercapai tujuan alias mengekspresikan cinta dan suka cita beliau saw rutin memuji Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah. Untuk mengekspresikan ketersanjungan dan apresisi menonton sesuatu yang indah dan yang patut dipuji alias menerima berita baik Beliau saw rutin mengatakan masyaallah alias subhanallah. Dalam Al-Qur'an dinyatakan bahwa pada saat pengambilan keputusan orang tak boleh melupakan Tuhan dan jangan egois dengan hanya tergantung pada keputusan sendiri. Al-Qur'an mengajarkan: Dan jangan engkau sekali-kali mengatakan mengenai sesuatu, “Aku tentu bakal mengerjakannya esok hari Kecuali bila Allah swt. menghendaki.” (18:23-24). Rasulullah saw rutin menerapkan faktor ini dengan mengatakan insyallah ketika berkata mengenai segala andalan masa depan alias rencana, dan setiap muslim yang baik meperbuat faktor yang sama. Ini sudah menjadi tahap ucapan sehari hari mereka. Demikian pula pada saat-saat memperoleh kemenyesalan alias kekecewaan Rasulullah saw biasa mengatakan: "Sesungguhnya kita kepunyaan Allah swt. dan sesungguhnya kepada-Nya kita bakal kembali (2:156). Kalimat Al-Qur'an ini rutin diucapkan oleh semua umat Islam ketika mendengar berita kecewa terutama pada saat mendengar berita kematian seseorang.

Diantara etika sosial tersedia begitu tak sedikit yang dipengaruhi oleh kebiasaan Rasulullah saw terhadap perilaku sehari-hari umat Islam yang agaknya mustahil untuk menuliskannya dalam suatu  postingan pendek. Kerukunan Beliau saw di masyarakat, keramahtamahan, penghormatan terhadap tamu dan orang yang lebih tua, mencintai yang lebih muda, menolong orang lain, peduli terhadap tetangga, mengunjungi orang sakit dan bersimpati pada orang yang mengalami musibah - merupakan beberapa contoh dari adab Beliau saw. Beliau saw dianiaya, beberapa upaya diperbuat selagi nasibnya dan peperangan ditimpakan pada Beliau saw dan para sahabat. Tasumsi Beliau saw rutin dengan kesabaran, keteguhan, keberanian, kegigihan dan pengampunan. Beliau saw juga menunjukan contoh teladan sebagai seorang pemimpin, legislator, hakim, sebagai seorang panglima dan kepala negara yang berhasil. 

Namun diatas semua faktor itu Beliau saw sudah menunjukkan bagaimana mengundang umat manusia untuk tunduk terhadap kehendak Allah taala dan bagaimana mengundang mereka menuju perdamaian dan keselamatan.

Al-Qur'an merangkum adab Beliau saw dalam kata-kata berikut: 

"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, nasibku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku merupakan orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (6:162-163)

Sumber: Muslim Sunrise
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90