Ini Penyebab Rezeki Kita Selalu Tersendat

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Mungkin kami tak jarangkali seret sama rezeki, bener kan? Kadang-kadang kami bimbang sebenernya kenapa sih Yang Maha Kuasa tak mengabulkan doa/keinginan kita, apa Tuhan mau nguji kami alias Tuhan udah enggak sayang sama kami ?




Jangan sempat ngomong gitu. Tuhan terbukti rutin memberbagi yang paling baik buat kita-kita orang, “tapi kok udah banting tulang kerja seharian nasib tetep gini2 aja (gerutu agan, hihihi)”.

Sebenernya Tuhan bukan tak mau mengabulkan doa alias mewujudkan keinginan kita, justru kitalah yang tak mau mematuhi hukum-hukum Dirinya yangg disebut hukum LOA (Law of Attraction).

Ingatlah, doa itu terkait erat dengan LOA. Terbukti, orang atheis sekalipun bisa mewujudkan cita-citanya, semata-mata sebab ia mematuhi hukum-hukum LOA.

LOA = Hukum Tarik-Luar biasa (Law of Attraction) yang intinya kulang lebih semacam ini: apa yang kamu pikirkan, itulah yang semesta berbagi. Blh jga dblang, pkran Ada-lh yg hbat sgla ssuatu it trjdi.

Saat kami berumur 1 tahun
Orangtua memandikan serta memelihara kita. Sebagai balasannya, kami malah menangis di tengah malam.

Saat kami berumur 2 tahun
Orangtua mengajari kami berlangsung. Sebagai balasan, kami malah kabur ketika orangtua terbuktigil kita.Saat kami berumur 3 tahun
Orangtua memasakkan makanan kesukaan kita. Sebagai balasannya, kami malah menumpahkannya.

Saat kami berumur 4 tahun
Orangtua memberi kami pensil berwarna. Sebagai balasannya, kami malah kami malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.

Saat kami berumur 5 tahun
Orangtua membelikan kami baju yang keren-keren. Segai blaanny, kmi mlah mngtrny dngn brmin-min lmpr.

Saat kami berumur 10 tahun
Orangtua bayar mahal-mahal uang sekolah serta uang les kita. Sebagai balasannya, kami malah malas2an bahkan bolos.

Saat kami berumur 11 tahun
Orangtua mendampingi kami ke mana2. Sebagaii balasannya, kami malah tak mengucapkan salam ketika keluar rumah.

Saat kami berumur 14 tahun
Orangtua pulang kerja serta ingin memeluk kita. Sebagai balasannya, kami malah menolak serta mengeluh, “Papa, Mama, aku telah besar!”

Saat kami berumur 17 tahun
Orangtua sedang menantikan telepon yg penting, sementara kami malah asyik menelepon kawan-kawan kami yang tak penting.

Saat kami berumur 18 tahun
Orangtua menangis terharu ketika kami lulus SMA. Sebagai balasannya, kami malah berpesta semalaman serta baru pulang keesokan harinya.

Saat kami berumur 19 tahun
Orangtua bayar anggaran kuliah kami serta mengantar kami ke kampus pada hari pertama. Sbgai blsanny, kmi mminta mrka brhnti juh2 dri grbang kmps.

Saat kami berumur 22 tahun
Orangtua memeluk kami dengan haru ketika kami wisuda. Sebagai balasan, kami malah bertanya kepadanya, “Papa, Mama, mana hadiahnya? Katanya mau membelikan aku ini serta itu?

Saat kami berumur 23 tahun
Orangtua membelikan kami sebuah barang yg kami idam2kan. Sebagai balasan, kami malah mencela, “Duh!Kalau mau beli apa2 untuk aku, bilang2 dong pah!”

Saat kami berumur 27 tahun
Orangtua menolong membiayai pernikahan kita. Sebagai balasan, kami malah pindah ke luar kota, meninggalkan mereka serta menghubungi mereka hanya dua kali setahun.

Saat kami berumur 30 tahun
Orangtua memberi tahu bagaimana memelihara bayi. Sebagai balasan, kami malah mengatakan,”Papa, Mami zaman kini telah beda. Nggak butuh lagi cara2 kaya dulu.”

Saat kami berumur 40 tahun
Orangtua sakit2an serta membutuhkan perawatan. Sebagai balasan, kami malah beralasan,”Papa, Mama, aku telah berkeluarga. Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku.”

Dan entah kata-kata apalagi yang sempat kami ucapkan terhadap orangtua kita. Bukan mustahil, itu yang menyumbat rezeki serta ketersanjungan kami selagi ini.

Ane sadar gan, selagi ini ane tak sedikit nentang orang tua. Ane merasa lebih have fun sama temen2 ane daripada sama orang tua.

Padahal orang tua lah yg sebenernya paling care sama kita, kebutuhan apa pun rutin mereka usahakan untuk kita. Tapi apa balesan ane, selagi ini cuma nyusahin mereka aja gan. Tapi ane rutin berharap sebuahsaat ane mau berangkatin mereka ke tanah suci. Amin.

Mungkin ada benernya juga sih gan, kadang usaha ane juga tersendat-sendat. Seusai ane pikir2, mungkin ane butuh pendekatan lebih terhadap orang tua. Pepatah kekal juga mengatakan, “surga ada di bawah telapak kaki ibu”.

So, semoga kita2 semua mau berubah ya gan untuk rutin mengabdi pada orang tua kita, sekurang baik apa pun mereka, masih mereka merupakan yg membikin kami terlahir ke dunia ini serta mereka lah yg mengajari kami ketika kami tak tahu apa2.

Sumber: hajingfai.blogspot.co.id

ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90