Hukum Memotong Kuku dan Menggunting Rambut Ketika Haid

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Bhkn sblkny, trdpat rwyat yng mmblhkn wnita hid untk mnyisir rambutnya. Padahal, tidak mungkin ketika wanita yang menyisir rambutnya, tidak ada bagian rambut yang rontok.



Disebutkan dalam hadis dari A’isyah, bahwa ketika Aisyah mengikuti haji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesampainya di Mekkah beliau mengalami haid.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya,



…..دعي عمرتك وانقضي رأسك وامتشطي
“Tinggalkan umrahmu, lepas ikatan rambutmu dan ber-sisir-lah…” (HR. Bukhari 317 & Muslim 1211)

Rslllh shllllhu alh w sllm mmrthkn A’isyh yg sdng hid untk mnysir rmbtny. Padahal beliau baru saja datang dari perjalanan.

Sehingga kita bisa menyimpulkan dengan yakin, pasti akan ada rambut yang rontok.

Nmun Rsulllah shllllahu ‘alihi w sllam tdak mnyrh A’isyah untuk menyimpan rambutnya yang rontok untuk dimandikan setelah suci haid.

Hadis ini menunjukkan bahwa rambut rontok atau potong kuku ketika haid hukumnya sama dengan kondisi suci. Artinya, tidak ada kewajiban untuk memandikannya
bersamaan dengan madsi haid.

Jk hl in dsyrtkn, tntu Nbi shllllahu alhi w sllm akn jlskan kpada A’isyah agar menyimpan rambutnya dan memandikannya bersamaan dengan mandi haidnya.

Dalam Fatawa Al-Kubra, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah terdapat pertanyaan, “Ketika seorang sedang junub, kemudian memotong kukunya, atau kumisnya, atau menyisir rambutnya.

Apakah dia salam dalam hal ini? Ad sbgian orng yng mngtkan bhwa orng yng mmtong rmbtny atau kknya ketika junub maka semua bagian tubuhnya ini akan kembali pada hari kiamat dan menuntut pemiliknya untuk memandikannya, apakah ini benar?”

Syaikhul Islam memberi jawaban

قد ثبت عن النبي صلى الله عليه و سلم من حديث حذيفة ومن حديث أبي هريرة رضي الله عنهما : أنه لما ذكر له الجنب فقال : إن المؤمن لا ينجس. وفي صحيح الحاكم : حيا ولا ميتا
Trdpat hdis shhih dri Hdzifah dn Ab Hrairah rdliallahu anhma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang orang yang junub, kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis.’ Dalam shahih Al-Hakim, ada tambahan, ‘Baik ketika hidup maupun ketika mati.’
ن وإزالة الشعر عن الاغتسالي جوا
Smntra sya blum prnh mngthui adny dlil syriat yang memakruhkan potong rambut dan kuku, ketika junub. Bhkn sblikny, Nbi shallallahu alihi wa sllam mnyruh orng yang masuk islam,



“Hilangkan darimu rambut kekufuran dan berkhitanlah.” Beliau juga memerintahkan orang yang masuk islam untuk mandi. Dan beliau tidak memerintahkan agar potong rambut dan khitannya dilakukan setelah mandi. Tdak adnya prnth, mnnjkkan blhnya ptng kuku dan berkhitan sebelum mandi…’” (Fatawa Al-Kubra, 1:275)

Allahu a’lam.

Sumber: konsultasisyariah.com
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90