Di Neraka Jahanam, Golongan Wanita Ini Menggaruk Wajah Dan Dada Mereka Sendiri

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Mngkn tlah brsfat nluriah, bhwa sorang wnita cndrung menyukai aktivitas ngumpul-ngumpul serta ngobrol bersama para wanita lainnya. 



Di situ ia dapat saling tukar pengalaman, sharing pendapat, curhat, serta cerita ke sana ke mari tiada henti, yang menjadikan majelis mereka begitu renyah meriah. Tetapi, apabila tidak hati-hati, forum wanita semacam itu dapat terjebak menjadi forum sia-sia yang dihiasi dengan ghibah. Serta, ini sungguh sangat berbahaya!Ghibah Dilarang, Tapi Saat Berpuasa Lebih Berbahaya

Sebenarnya ghibah (menggunjing orang lain) masih dilarang setiap saat. Tetapi, melakukan ghibah saat berpuasa nyatanya mempunyai efek negatif lain yang kontra produktif dengan anjuran mengisi hari-hari puasa pada bulan Ramadhan dengan sederet amaliah ‘pengundang’ pahala. Dsbtkn dlam sbuah hdits yng drwytkn olh Imm Ahmd dngn cra marfu’ dari Nabi, beliau bersabda, “Sesungguhnya puasa itu menjadi tameng, selagi tameng itu tidak dirusaknya. Ditanyakan terhadap beliau, ‘Dengan apa tameng itu dirusaknya?’ Beliau menjawab, ‘Dengan dusta serta ghibah’.”

Disbtkan di dlam Msnad Imm Ahmad, bhwa Nbi brsbda,

Ad dua wnita yng brpuasa pda msa Rsulullah, kduanya hampir tewas sebab kehausan. Faktor itu dikabarhukan terhadap Nabi, tetapi beliau berpaling dari keduanya. Kemudian keduanya memkabarhu Nabi, lalu beliau terbuktigil serta memerintahkan keduanya untuk memuntahkan sesuatu yang ada di perutnya. Kemudian keduanya memuntahkan nanah, darah, serta segelas besar daging segar. Rslullah Shllllahu alihi wsallam brsbda, ‘Kdua wnita in brpasa dri sesuatu yang dihalalkan Allah, tetapi berbuka dengan sesuatu yang diharamkan Allah. Mereka berdua duduk-duduk sambil memakan daging manusia’.”

Bukankah ghibah ditegaskan Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 12, laksana memakan bangkai manusia? Smoga kum mslimah mnjdikan hdits di ats sbagai ‘cambuk jiwa’, supaya dirinya tidak terjebak dalam perangkap ghibah semacam kedua wanita tersebut.

Dalam kitab Ittihaf Ahlil Iman bi Durus Syahri Ramadhan dijelaskan, “Kejadian yang menimpa kedua wanita tersebut di segi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah mukjizat yang diberbagi Allah terhadap Rasul-Nya untuk membahas terhadap umatnya, bahwa ghibah mempunyai pengaruh yang sangat kurang baik. Allah Ta’ala berfirman, ‘Dan janganlah sebagian dari anda menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah
seorang dari anda suka kalau memakan daging bangkai saudaranya’ (Al-Hujurat [49] : 12). Hadits di atas menunjukkan bahwa ghibah dapat mengabolisi puasa dengan cara maknawi, yakni batalnya pahala puasa orang yang melakukannya. Serta inilah pendapat jumhur ulama.”



Ghibah terbukti tidak mengabolisi puasa dengan cara zhahir, yang meharuskan untuk diqadha’. Tetapi, ghibah merusak pahala puasa bagi orang yang melakukannya. Sukakah Kamu bila puasa Kamu ‘nihil pahala’, tidak mendapat apa-apa kecuali lapar serta dahaga semata?

Bukankah Ghibah Haram Hukumnya?

Ibn Haar Al-Hitsmi mngtakan, Mnrut brbgai dlil yang shahih serta sharih, bahwa ghibah tergolong dosa besar. Tetapi derajatnya tidak sama-beda tergantung dengan kerusakan yang ditimbulkan olehnya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjadikan ghibah sederajat dengan mengambil harta serta membunuh jiwa. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,

‘Setiap muslim dengan muslim yang lain haram darahnya, hartanya, serta kehormatannya.’ (HR. Abu Dawud)

Mngmbil hrta orng lain srta mmbnuh, kduanya adalah dosa besar menurut ijmak (kesepakatan ulama). Demikian juga dengan menodai kehormatan (ghibah).”

Sebab saking bahayanya dosa ghibah, jadi para ulama salafush shalih mewanti-wanti kami untuk mengusirnya dari pribadi kita. Sebab, ghibah adalah penyakit serta lakukanan menjijikkan. Salman Al-Farisi telah menulis surat terhadap Abu Darda’, ia mengatakan, “Saya wasiatkan kepadamu untuk rutin menyebut-nyebut Allah, sebab dirinya adalah obat. Serta saya melarang kamu untuk menyebut-nyebut manusia, sebab dirinya adalah penyakit.” Ibnu ‘Abbas a mengatakan,
Diriwayatkan dari ‘Amru bin ‘Ash a, bahwa sebuahhari ia melalui bangkai seekor kuda, kemudian ia mengatakan terhadap sebagian kawannya, “Apabila seseorang memakan bangkai ini hingga memenuhi perutnya, niscaya itu lebih baik daripada ia memakan daging saudaranya muslim (ghibah).” Ali bin Husain sempat mendengar seseorang yang menceritakan aib orang lain, kemudian ia mengatakan, “Jauhkan dirimu dari ghibah, sesungguhnya ghibah adalah makanan anjing-anjing manusia.”

Sengsara Hingga ke Jurang Neraka

Orang yang suka berbuat ghibah juga bakal mengalami penderitaan di akhirat nanti. Serta, ini sungguh memilukan hati. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tatkala melakukan mi’raj, aku melalui sebuah kaum yang berkuku panjang dari tembaga. Mereka menggaruk-garuk wajah serta dada mereka. Aku bertanya, ‘Siapakah mereka wahai Jibril?’ Jbril mnjwab, ‘Mreka adlah orng yng memakan daging manusia serta menghancurkan kehormatan mereka’.” (HR. Ahmad serta Abu Dawud)

Sengaja, berbagai perkataan serta riwayat di atas dipaparkan terhadap kita, supaya kami bersikap waspada terhadap ghibah.  Khususnya bagi muslimah, sebab wanita, tidak diragukan lagi, terbukti lebih rentan untuk menjadi corong raksasa ghibah. Wallahu a’lam.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90