Buya Yahya : “Salah Satu Ciri Wanita Dungu adalah yang Meninggalkan Anaknya Bersama Pengasuh Sementara Ia Mengejar Karir”!

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Tanggal 1 Muharram 1437 H yang lalu, Buya Yahya pernah mengisi kajian selalu di Masjid Raya Al Azhom di kota Tangerang. 




Dalam ceramahnya, ceo Majelis dan LPD Al-Bahjah Cirebon ini menjabarkan ciri-ciri wanita yang paling dungu. Bliau mnjbrkan fktor trseut di akhr acra, sebagai jawaban dari salah seorang mustami’ wanita yang bertanya.Ketika menjawab pertanyaan yang disampaikan muslimah tadi, Buya berbicara bahwasanya terbukti seorang muslim/muslimah haruslah mempunyai keharusan menuntut ilmu hingga akhir hayat, dan ketika menuntut ilmu tersebut tidak terbatas hanya di sebuahbidang ilmu saja. Yang terpenting merupakan bagaimana ilmu-ilmu itu mengangkat diri setiap manusia menjadi lebih dekat terhadap Allah Subhanahuwata’ala dan keutamaannya ilmu-ilmu yang menyangkut hukum syar’i

Ciri Wanita Dungu merupakan

Niat baik ketika mencari bekal ilmu tersebut, haruslah dibincangkan dan didiskusikan terhadap kedua orang tua yang telah melahirkan kita. Bya mncnthkan, ad orng tua yng ingn sgera mnkhkan anak gadisnya, pasti si anak haruslah menuruti keinginan dari orangtuanya tersebut. Khususnya lagi apabila syarat-syarat untuk terlaksananya sebuah pernikahan telah bisa dipenuhi.

Seorang muslimah, yang telah menjadi istri tidak dibebankan keharusan mencari
nafkah. Yang menjadi keharusan seorang istri merupakan mematuhi perintah suaminya, apapun, dengan syarat sesuai dengan hukum Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Menikah menjadikan muslimah mempunyai tameng yang berpengaruh terhindar dari lakukanan zina pacaran alias yang dosa yang lebih besar dari itu.

Beliau juga mengisahkan mengenai nasibnya terhadap para mustami’ di agenda tersebut, bahwasanya saat dia menikah, Buya tetap menjalani pendidikan di Universitas. Nyatanya pernikahannya tidak membikin lingkup geraknya menjadi kaku dalam mendakwahkan agama, ataupun berprestasi dalam beragam bidang lainnya. Beliau membahas bahwasanya dengan menikah, seseorang bakal memperoleh ketenangan batin dan pikiran, ujungnya merupakan mudahnya menggapai prestasi.

Kembali ke awal kisah, perihal pertanyaan yang ditanyak mustami’ tersebut terkait dengan wanita yang paling dungu, Buya Yahya menisbatkan faktor ini untuk wanita yang menempuh pendidikan demi mengejar gelar sarjana, master, doktoral hingga profesor. Ttapi, dngan sderet glar yng dmlkny, ia lbih mmlh untk mngjar karir dan meninggalkan anak-anaknya untuk diasuh oleh pesuruh ataupun pengasuh ketika dia telah berumah tangga.

Di penutup ceramahnya, Kyai yang senantiasa berkeliling untuk berdakwah agama hingga ke Malaysia tersebut membahas seorang muslimah janganlah berdoa supaya Allah memberbagi pekerjaan ketika lulus kuliah. Tetapi berdoalah dengan doa yang sebetulnya. Contohnya “Ya Allah, berbagi aku jodoh yang bisa mencukupi kebutuhan nasibku dan juga keluargaku”

Apabila Allah mengizinkan dan mengabulkan doa tersebut, maka seorang istri tidak butuh lagi yang namanya bekerja di luar. Lumayan fokus dengan mengurusi suami dan anak-anaknya saja.

Para Muslimah, masihkan ada yang salah dalam doa kami selagi ini?

Wallahu a’lam..
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90