Jika Anda Muslim Yang Baik Wajib Tahu ini! 10 Kesalahan Fatal Saat Wudhu yang Paling Sering Dilakukan

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kedudukan wudhu juga sangat krusial dalam Islam. Ibadah ini adalah syarat harus yang harus diperbuat sebelum melaksanakan salat. Apabila tak benar wudhunya, maka bakal berpengaruh terhadap kesempurnaan salat.Tetapi, sebagai umat Islam tetap tak jarang meperbuat kesalahan-kesalahan ketika berwudhu. Pdhal dlam satu  rwyat djlskan bhwa aktvtas brsuci ini menjadi salah satu penentu apakah salat seseorang diterima alias tidak. Lantas bagaimana jadinya salat seseorang apabila pada saat berwudhu saja telah meperbuat kesalahan?




Berikut ini 10 kesalahan umum saat berwudhu yang harus kamu tahu. Trkdang ssorang mrsa wdhunya tlah bnar, ttapi nytnya ttap ad kslahan yng hrus dperbaiki. Apa saja 10 kesalahan tersebut? Berikut simpelannya.

Pertama, tak membaca Bismillah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sempurna wudhu’ sesorang yang tak membaca basmallah”, (HR. Ahmad). Kedua, tak sempurna membilas anak buah wudhu. Faktor ini mengdampakkan ada sebagian anak buah wudhu yang tak terbasuh oleh air.

Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam kitab Shahihnya. Dri Mhmmad bn Zyd, drny mngtkan: Ak mndngr Ab Hrirah—st it bliau mllui kmi, srta orng-orng sedang berwudhu: ”Sempurnakanlah wudhu kalian, sesungguhnya Abul Qosim (Rasulullah) bersabda:

”Celakalah tumit-tumit (yang tak terbasuh air ketika berwudhu) dari api neraka.” Serta dari Khalid bin Mi’dan dari sebagian istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Sesungguhnya Rasulullah menonton seorang laki-laki yang shalat sedangkan di punggung kakinya tersedia tahap mengkilap sebab tak terbasuh oleh air wudhu seukuran uang dirham (uang logam), maka Nabi menyuruhnya untuk mengulang wudhunya.” (HR. Imam Ahmad serta Abu Dawud meningkatkankan: serta (mengulang) shalat).

Ketiga, membilas anak buah wudhu lebih dari 3 kali. Ini adalah was-was dari setan, sebab Rasulullah tak sempat meningkatkan cucian dalam wudhu lebih dari tiga kali, sebagaimana yang tsabit dalam Shohih Al-Bukhary bahwa (Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- berwudhu tiga kali-tiga kali).

Maka yang harus atas seorang muslim adalah membuang semua was-was serta keragu-raguan (yang muncul) seusai berakhirnya wudhu serta jangan dirinya meningkatkan lebih dari tiga kali cucian untuk menolak was-was yang adalah salah satu dari tipuan setan.

Keempat, boros dalam pemakaian air. Ini adalah terlarang berdasarkan firman Allah Ta’ala: “Dan janganlah anda berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-An’am: 141 serta Al-A’raf: 31).

Rasulullah pun bersabda mengenai faktor ini: “Janganlah anda boros dalam (pemakaian) air”, maka beliau (Sa’ad) mengatakan, “Apakah dalam (persoalan) air ada pemborosan?”, beliau bersabda, “Iya, mesikipun kamu berada di sungai yang tak sedikit airnya” (Riwayat Ahmad).

Kelima, menyebut nama Allah di dalam WC atau
masuk ke dalamnya dengan
membawa sesuatu yang di dalamnya tersedia


dzikir terhadap Allah. Ini adalah faktor yang makruh maka sepantasnya bagi seorang muslim untuk menjauhinya. Dari Ibnu ‘Umar -radhiallahu ‘anhuma- beliau mengatakan:
“Ada seorang lelaki yang berlalu sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sedang kencing. Maka orang itu pun mengucapkan salam tapi Nabi tak membalas salamnya”. (Riwayat Muslim). Faktor ini sebab menjawab salam adalah tergolong dzikir.

Keenam, beristinja’ (mencuci dubur) seusai buang
angin (kentut). Tak ada istinja’ ketika buang angin (kentut). Istnja hnya pda buang air kcil srta bung air bsar, mka tk disyri’atkn bgi orng yng kentut untuk beristinja sebelum berwudhu.

Hal ini dikarenakan dalil-dalil syari’at tak ada yang membahas bakal istinja’ dari kentut, yang ada hanyalah penjelasan bahwa kentut adalah hadats yang mengharuskan wudhu, serta segala puji hanya milik Allah atas kemudahan dari-Nya.

Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, “Tidak tersedia dalam Al-Kitab, tak pula dalam sunnah Rasul-Nya adanya istinja dalam kentut, yang ada hanyalah wudhu”. (Al-Minzhar fi Bayan Al-Akhtha` Asy-Syai’ah karya Asy-Syaikh Saleh bin Abdil Aziz Alu Asy-Syaikh)

Ketujuh, tertidur kemudian tak mengulang wudhu. Sbgian orng trtdur di msjid, kmdian apbila iqmat dkmndngkn dbngnkan olh orang di sebelahnya lalu langsung bangkit shalat tanpa berwudhu lagi.

Orang yang semacam ini harus baginya untuk berwudhu, sebab dirinya lelap dalam tidurnya. Adapun kalau dirinya sekedar mengantuk serta tidur ringan jadi tetap mengenal siapa yang ada di kurang lebihnya, maka tak harus baginya untuk berwudhu lagi.

Kedelapan, meninggalkan Istinsyaq serta Istintsar. Istinsyaq adalah menghirup air lewat hidung hingga ke pangkal hidung, serta Istintsar adalah mengeluarkannya (air yang dihirup tadi) dari hidung. Sbgian kum mslmin ktika bwdhu hnya mmsukan jrinya yng basah ke dalam hidung.

Dalil mengenai Istinsyaq serta istintsar adalah hadits yang tersedia dalam Shahih al-Bukhari: Dari Humran, (beliau menyifati wudhu Utsman radhiyallahu ‘anhu). Kmdian ia mmsukkan tngan knanny di bjana, llu ia brkmur, mnghrup air k hidung (dan mengeluarkannya, l/49).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Barangsiapa berwudhu, hendaklah ia menghirup air ke hidung (dan mengembuskannya kembali); serta barangsiapa yang meperbuat istijmar (bersuci dari buang air besar dengan batu), hendaklah meperbuatnya dengan ganjil (tidak genap).”

Kesembilan, berpendapat mengusap leher dianjurkan. Padahal sebetulnya tak demikian, ia tak dianjurkan serta tak tergolong ibadah wudhu. Terbaru, doa pada saat membilas anak buah wudhu. Imam an-Nawawi mengatakan, “doa pada saat membilas anak buah wudhu tak mempunyai dasar.

Dalam fatwa Lajnah Daimah Nomor. 2588 dikatakan, “Tidak ada doa dari Nabi saw pada saat membilas serta mengusap anak buah wudhu serta doa yang disebutkan dalam faktor ini adalah bikinan orang tak berdasar.

Hal yang dikatahui dengan cara syar’i adalah basmalah di awal wudhu, mengucap dua kalimat syahadat di akhir wudhu, serta ditambah dengan: “Ya Allah jadikanlah aku tergolong orang-orang yang bertaubat serta jadikanlah aku tergolong orang-orang yang bersuci.”

Wallahu’alam. Semoga Allah memperkenankan segala upaya kami dalam menyempurnakan ibadah serta menerima segala amalan yang kami perbuat semata-mata hanya untuk mengharap keridhoanNya.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90