Kisah Ahli Ibadah dan Pelacur: Tak Selamanya Pendosa Masuk Neraka dan Ahli Ibadah Masuk Surga

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Ad sorang wnita yng kshrianny nsib sndri tnpa kluarga yng mendampinginya. Dirinya bekerja tiap malam untuk mengnasibi dirinya sendiri. 



Pekerjaannya tak lain merupakan sebagai pelacur rendahan. Awalnya hanya sebagai pelacur jalanan. Seusai berbagai lama dirinya bekerja sebagai pelacur akhirnya dirinya memperoleh pelanggan tetap.Sebab dirinya memiliki pelanggan tetap akhirnya pelacur tersebut mengotrak sebuah rumah sekaligus sebagi tempat kerjanya. Kebetulan rumah tersebut berada persis di depan rumah seorang Pakar Ibadah yang tiap hari kenasibannya penuh dengan ibadah.

Suatu saat dirinya menonton didepan pesantrennya ada rumah kecil yang rutin tertutup bakal namun tak jarang dikunjungi orang. Akhrny drnya thu dri brbgai wrga bhwa pnghni rumah tersebut merupakan seorang wanita yang nasib sendirian.

Setiap pagi hari dirinya memperhatikan rumah tersebut, apabila pada waktu pagi sepi. Siang harinya juga dilihat lagi nyatanya sepi. Sore harinya juga dilihat lagi nyatanya tetap sepi. Menginjak tengah malam dirinya menonton lagi nyatanya ada satu mobil datang kerumahnya. Seusai menonton itu sang Pakar Ibadah terus tak jarang memperhatikannya. Satu persatu mobil yang mampir ke rumahnya dihitung seberapa tak sedikit orang yang mampir ke rumahnya.



Jadi setiap malam setiap hari sang Pakar Ibadah rutin memperhatikannya dab menghitung hitung berapa orang yang mampir ke rumahnya. Stiap kli mnonton fktor trsbut trbsit di dlam hti sang Pakar Ibadah “setiap hari aku menonton ini, berapa dosa yang dirinya kumpulkan hingga saat ini”

Pada sebuahhari seusai berbagai lama kemudian sang Pakar Ibadah wafat. Ribuan orang berdatangan untuk melayat serta menghantarkan ke liang kubur. Seusai Pakar Ibadah tersebut wafat anehnya rumah pelacur tersebut juga tampak sepi serta sunyi. Pagi, siang, sore hingga malam pintunya
tak sempat terbuka serta lampunya rutin dalam keadaan mati.

Seusai kemarin hari kemudian berbagai warga mencium aroma tak sedap dari rumah pelacur tersebut. Akhirnya warga membuka paksa rumah tersebut serta didapati si pelacur telah mati. Kmtian trsbut dprkrkan brsman dngan kmatian sang Pakar Ibadah.

Sang Pakar Ibadah telah meninggal begitu juga pelacur tersebut juga meninggal. Dalam perjalanan akhirat mereka berdua berjumpa di tengah jalan. mereka masing-masing didampingi satu malaikat. Akhirnya terjadilah dialog:

Ahli Ibadah: Hai pelacur kamu mau ke mana?

Pelacur: Saya bakal ke surga.

Ahli Ibadah: Tak mungkin kamu ke surga sebab nasib kamu penuh dengan dosa.

Pelacur: Nasib saya terbukti penuh dengan dosa, tapi faktor itu saya perbuat sebab tak ada opsi lain serta saya tak sempat berniat untuk meperbuat faktor tersebut.

Ahli Ibadah: Saya yang bakal menuju surga sebab nasibku penuh dengan ibadah setiap hari.

Kemudian Pakar Ibadah bertanya pada Malaikat:

Ahli Ibadah: Malaikat, apakah benar perempuan ini bakal menuju surga..?



Malaikat: Ya, benar perempuan ini menuju surga serta kamu bakal menuju neraka.

Ahli Ibadah: Tak dapat.!!, kenasiban saya terbalik dengan dia. Nasib saya penuh dengan amal ibadah serta dirinya penuh dengan dosa. Tentu ada kesalahan. Saya tak percaya ini, coba tanyakan pada Allah.

Akhirnya Malaikat berangkat menghadap Allah serta berbagai saat kemudian kembali lagi.

Ahli Ibadah: Bagaimana Malaikat? Saya tentu ke surga serta dirinya ke neraka.

Malaikat: Tidak, kamu tetap ke neraka serta perempuan ini ke surga.

Ahli Ibadah: Loh.. kok dapat?

Malaikat : Terbukti benar nasib kamu penuh dengan ibadah, pahala. Nasib kamu lebih baik dengan dia. Bakal namun setiap kali kamu menonton rumahnya kamu rutin menghitung-hitung kesalahannya. Srta seiap kmu mnghtung kslahan prmpuan in phlamu dbrbgi terhadap perempuan ini hingga akhirnya pahalamu habis. Serta akhirnya perempuan ini masuk surga sebab pahala yang kamu berbagi. Bukankah kamu seorang Pakar Ibadah telah tahu faktor ini? Bukankan kamu seorang Pakar Ibadah telah mengerti faktor ini? Bakal namun kenapa kamu tetap saja menghitung-hitung kejelekan orang lain. Menghitung-hitung kesalahan orang lain.

Mendengar penjelasan tersebut, sang Pakar Ibadah tetap saja ngotot tak menerima. Tapi apalah artinya telah di akhirat. Penyesalan pun tiada artinya.

Sumber: gejebeka.blogspot.co.id

ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90