Kisah Nyata :: Istri Hamil Tua Suami Menyiksa Orang Buta, Bayinya Lahir Aneh bin Ajaib Seperti Ini

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
 Ketika istri sedang hamil, seyogyanya suami tidak sedikit berdoa serta beramal shalih. Tidak justru berbuat kejahatan serta menzalimi orang lain.Tidak sedikit kisah yang menunjukkan ketika suami serta istri yang sedang hamil mempertidak sedikit amal shalih serta doa, anaknya menjadi anak yang shalih. Ketika suami istri mempertidak sedikit wacana Al Qur’an, anaknya menjadi penggemar serta penghafal Al Qur’an.



Bagaimana apabila seorang suami menyiksa orang buta saat istrinya hamil tua? Kisah yang telah dimuat di Kisahikmah ini patut menjadi pelajaran bagi kami semua.

Malam itu, Abu Salim begadang bersama kawan-kawannya. Pembicaraan mereka tidak ada ujung pangkalnya. Sekedar gosip serta celometan disertai lelucon. Semacam biasa, pria berumur 30 tahun itu mendominasi forum serta paling tidak jarang membikin kawan-kawannya tertawa.

Di saat semacam itu, seorang buta lewat di dekat mereka. Dengan cara reflek, timbul keinginan Abu Salim mengerjai orang itu.

Abu Salim menjulurkan kakinya cocok di depan orang buta itu.
“Bruakkk,” orang buta itu terjatuh seketika.
“Ha ha ha,” kawan-kawan Abu Salim tertawa terbahak-bahak.

Kaget serta kesakitan bercampur sehingga satu. Dengan sulit payah orang buta itu berusaha bangkit, sementara tawa Abu Salim serta kawan-kawannya tetap terdengar.

Sadar dia jatuh sebab sengaja dijegal untuk ditertawakan, orang buta itu marah.
“Kau telah mengerjai orang
yang tidak dapat menonton, semoga Allah memberbagi balasan yang setimpal kepadamu!”




Kemarahan orang buta itu tidak membikin Abu Salim rugi serta minta maaf. Ia
kembali bergabung dengan kawan-kawannya serta dengan bangganya menjelaskan bagaimana ia telah mengerjai orang buta tadi. Ada kebahagiaan tersendiri saat kawan-kawannya tertawa.

Seusai malam sangat larut, barulah forum itu bubar. Setibanya di rumah, Abu Salim mendapati istrinya yang tengah hamil tua sedang kesakitan.
“Kamu dari mana saja, Bang?”
“Biasa. Berbahagia-bahagia bersama kawan-kawan,” jawabnya dengan enteng.
“Aku merasakan sakit sekali, kontraksi makin tidak jarang, mungkin mau melahirkan malam ini.”
Mendengar kata-kata itu serta menonton istrinya terus kesakitan, bulir-bulir bening menetes dari mata Abu Salim. Segera ia bawa istrinya ke rumah sakit.

Telah berbagai jam, bayi mereka belum juga lahir. Abu Salim yang mulai bimbang berpamitan sementara terhadap perawat sembari menyerahkan nomor teleponnya apabila sewaktu-waktu butuh dihubungi.
Tak berapa lama di rumah, telepon Abu Salim berdering. Rumah Sakit mengadukan bahwa anaknya telah lahir.

“Di mana istri serta anak saya, Suster?”
“Anda diminta untuk berjumpa dokter dulu, Pak”
“Tidak, aku wajib menemui istri serta menonton anakku dulu”
“Dokter meminta Kamu menemuinya dulu, Pak” Abu Salim hampir saja marah. Tetapi ia kemudian menuruti permintaan itu.
“Anak Kamu mengalami cacat berat di kedua matanya. Mungkin ia bakal kehilangan penglihatannya,” kata Dokter, bagai petir di siang bolong.
“Apa, Dok? Anak saya bakal buta?”
“Aku berharap engkau sabar dengan ketentuan Allah”
“Tidak! Anak saya tidak boleh buta!”
“Sabar, Pak. Bersabarlah dengan ketentuan Allah”
Abu Salim tertunduk lesu. Air mata mulai membasahi pipinya. Byngan oang bta yng ia krjai tmbul dlam bnaknya. Ya Allah… inkah balsannya… Mkin dras, Abu Slim tidak sanggup membendung derai air matanya.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90