Kisah Nyata: Ketika Hamil 4 Bulan Saya Buka Tas Kerja Suami Dan Ternyata Sungguh Diluar Dugaan...

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kisah nasib saya dengan suaminya, 23 November 06, kita disatukan. Hanya suami bekerja desa, menoreh getah serta tinggal di rumah mertuanya '. Seusai 4-5 bulan menikah, saya melalui hamil.



 2 Februari 08 saya melahirkan bayi laki-laki selamat. Perasaan saya sangat bahagia pada waktu itu meskipun susah, tapi suami merupakan di segi yang kuat mencari rezeki untuk pekerjaan kami.Sekali lagi saya lulus hamil. 4 Mac 09, saya melahirkan seorang bayi perempuan selamat. Dua bulan seusai kelahiran, suami berangkat ke Sarawak pelatihan selagi 6 bulan. Kembalinya suami sini sebagai anak buah dari kebijakan serta bekerja di aula kebijakan.
suami mungkin rumah dalam kebijakan kuarters di Shah Alam. Dah Bank menolak, menolak rumah, hanya RM0. Dengan EX5 motosikal berulang ali suami berangkat bekerja. Terbukti, rasa bahagia.
Pergi membeli barang di Tesco dengan anak di depan serta satu di tengah perjalanan motosikal.

Akhirnya, pria bisa membeli kereta terpakai. Dengan gaji RM0 menurut saya sangat bahagia sebab anak-anak serta suami di sisi.

Sebab rumah jauh dari suami kerja, kita pindah kekota. Dekatlah Lama suami kerja.
Anak lelalki setiap dah berumur 6 tahun, masuk sekolah Tadika ada. Tahun
2013,
saya selamat melahirkan seorang bayi perempuan, anak ketiga. Saya pikir saya sangat bahagia. Tapi ini dikatakan istri tes sebagai suami susah, suami diuji saat dirinya bahagia.

7 tahun dalam kebijakan perkhidmatan, saya yakin 100% terhadap suami. Dalam semua sembilan dari pernikahan kami, saya diuji dengan ujian yang terlalu berat. Saya mendapat petunjuk melalui mimpi. Minggu aku bermimpi bahwa suami saya ada wanita lain. Akhirnya hati saya tergerak untuk membuka pekerjaan suami beg. Bagaimana kehancuran hati saya ketika suaminya membaca surat nikah di Thailand. Menggigil seluruh.

4 bulan saya menahan diri sebab anak-anak fikirkan. Tapi aku mengalah sebab aku tak bisa mempunyai co-istri. Setiap hari menangis serta isu-isu bermain dalam pikiran, apakah yang saya perbuat salah? Saya dikabarhu untuk memilih antara suami saya, anak-anak dengan istri barunya. Tetapi, suami enggan untuk melepaskan siapa pun. Sehingga aku mengalah sebab saya tak bisa.

Bagaimana terseksanya saya, selagi empat bulan terbaru, saya akhirnya bercerai di bulan Desember lalu ketika saya sedang hamil empat bulan. Suami lebih suka istri barunya dibandingkan kenasiban telah keras saya dengan dirinya 9 tahun.

saya tinggal dengan ibunya di desa. Aku tak sempat bekerja, kelelahan pantang ini mencari pekerjaan memaksa saya untuk melahirkan anak. Berdoa untuk anak-anak yang tak tahu apa-apa diperbesar dengan sehat bahkan tanpa cinta dari seorang ayah.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90