Innalillahi, Gadis Cantik Ini Meninggal Dunia Saat Tadarus Al Qur’an dan Sedang Berpuasa

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Berita meninggalnya Andi Sitti Aisyah Ira Susmita Baranti alias Ica sungguh mengejutkan orang-orang terdekat.

Tak sakit serta tidak mengalami kecelakaan apapun, Ica mendadak meninggal saat bertadarus Al Quran Kamis (4/1/2017).Hari-hari jelang meninggalnya juga tidak ada tanda-tanda Ica bakal pergi diusianya yang tetap muda.




Tidak sedikit dari keluarganya serta kawan-kawanya yang lain heran, sebab hari serta malam sebelum meninggalnya ia tetap pernah chat-chatan.

Pemilik akun Fhitry Fhadil menceritakan baru sja pulang dari kampungnya di Bone.

Rabu malam Icha pergi dari kota Bone serta tiba di Makassar tidak lebih lebih

pukul 02.00 dini hari.

“Sebelum Adzan subuh berkumandang, Icha siap-siap ke mesjid Raodathul Jannah untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah.

Seusai shalat subuh Icha tidak langsung pulang, tapi mampir dimasjid untuk mengaji sejenak.

Setiba di rumah Icha menyempatkan cuci piring. Lagi-lagi kebaikan itu menyapa Icha. Saat itu Icha menanyakan

ke Kakaknya “ Ka’ Pakai Al-Qur’an saya nggak? Sang Kakak menjawab tidak Adek”.

Kemudian Icha muroja’ah

Hafalan di depan Ayahnya. Sembari muroja’ah Hafalan, tiba-tiba Icha semacam orang yang bakal pingsan serta bersyahadat “ LAILAHAILLAH”.

Diluar prasangka Ayahnya yang pada saat itu berada dipangkuannya, nyatanya Icha putri cantik Maa Syaa Allah berada pada zakaratul maut.

Sang Ayah heran seakan-akan anaknya hanya pingsan serta bermain-main sebab tanda-tanda zakaratul maut sangat tidak sama dengan sebagian orang yang telah meninggal sebelumnya.

Icha Pergi dengan begitu lembut serta tenang semacam Akhlak serta akhlak yang telihat diparasnya dalam perjalanan nasib dunia ini.,” tulis Fhitry Fhadil .

Sementara itu Andi Salwaty Pawawo juga mengaku syok mendengar kepergian Ica.

“Masya Allah , terahir berjumpa dgn gadis cantik yg anggun , saat Asramaan Hadus besar Ibnu Maja di Pesantren Walibarokah Kediri, dpt berita , kutlpn Ibundanya Andi Ratna , isak tangis tidak trbendung lg , Sungguh” khusnul khotimah , SURGA firdaus tempat mu Putri sholeha , dukaku yg sangat dalam,” ungakpnya.

Andi Salwaty Pawawo meningkatkankan, saat pamit ke Makassar untuk mencari rezeki, Ica pamit pada ibunya sembari mencium kaki.

“Saat bakal ke Makasar , Andi Ica pamitan sambil tunduk mencium kaki ibunya , Masya Allah,” ungkapnya.

* Penyayang

* Ramah

* Cantik

* Sholeha

* Mengabdi pada orangtua

* Pintar

Berencana Menikah

Meninggalnya Aisyah menyisakan rasa kecewa pada keluarga sebab wanita 22 tahun itu sementara dalam persiapan menikah.

Calon suami Aisyah diketahui bernama Taufik.

keduanya telah saling kenal sejak 4 tahun terbaru.

Tak hanya itu pada penerimaan CPNS 2017 lalu, Ica dinyatakan lolos.

Ica diketahui sekarang bekerja sebagai laboran di fakultas Peternakan Unhas.

“Meninggal seusai sholat subuh,sedang murojaah hafalan serta keadaannya sedang puasa sunnah. Akhir hayatnya mengucap Laa ilaaha illallah. Innalillah..Padahal beliau sebentar lagi bakal menikahTurut berduka cita. Selamat jalan kk sepupu tercinta,” tulis akun Andi Wahyuni Tenri Ajeng.

Aisyah Bahar, Gadis Cantik Yang Meninggal Saat Tadarus & Puasa Sunah



Aisyah Bahar menjadi percakapan di media sosial bukan hanya sebab dirinya merupakan lulusan paling baik dari kampus ternama itu tapi juga sebab dara cantik ini meninggal tidak semacam orang biasanya.

Ica sapaan Aisyah, meninggal saat berdarus Al Quran serta menjalankan ibadah puasa sunah.

Berita kepergian Ica pun selain meninggalkan duka bagi keluarganya tapi juga sahabat-sahabatnya.

Terlebih Ica diberitakan juga sementara dalam persiapan menikah.

Lulusan Paling baik (Cumlaude) Fakultas Peterbnakan Unhas ini menghembuskan napas terbarunya di pangkuan ayahnya.

“Mninggal seusai sholat subuh,sedang murojaah hafalan serta keadaannya sedang puasa sunnah. Akhir hayatnya mengucap Laa ilaaha illallah. Innalillah..Padahal beliau sebentar lagi bakal menikah, Turut berduka cita. Selamat jalan kk sepupu tercinta,” tulis akun Andi Wahyuni Tenri Ajeng .

“Innalillahi wainna ilaihi rojiun, Subhanaallah pagi-pagi sekali Allah telah mengingatkan Aku bakal pati datangnya sewaktu waktu, di kasih berita katanya pingsan tp tetangga ku yg cantik ini saat ku datangi telah tiada, Subhanaallah mati yang husnulkhotimah de
Aisyah Bahar, ketika telah sholat subuh dn dalam kondisi puasa sunah, sedang murojaaah bersama ayahnya tiba-tiba pingsan dn tdak bernafas, padahal hari ini hari dimana kalian telah tunggu yaitu panggilan kerja di instansi pemerintah yg kmu pilih, tp apalah daya Allah lebih sayang kmu di banding urusan dunia ini. kesantunanmu, kesholihan mu menjadi tauladan bagi kami yang tetap nasib. Selamat jalan de, perjuangan mu nasib di dunia sungguh telah beres dn insyaallah membuahkan hasil yang sungguh menarik yang terkadang membikin ku iri,” tulis Sri Asih Prameswarie.

“Innalillahi wa innailahi rajiun, pagi2 masuk chat berita duka, Ya Allah sy sungguh tidak menyangka gadis secantik serta sesholehah ini cepat sekali engkau panggil…

Seusai menghubungi keluarganya, beliau meninggal bukan krn sakit ataupun kecelakaan, beliau meninggal seusai shalat subuh lalu mambaca alquran, serta seusai itu ajalnya pun tiba….

Msh ingat beliau tidak jarang chat sy scra tiba2, slalu menanyakan kondisi serta kesehatan keluarga sy, wkt sy msh kos beliau jg skali2 mengunjungi sy hanya utk bersilaturahmi… Pdhl sy merasa tdk terlalu bersahabat dgn beliau, tp beliau mengganggap sy sprti keluarganya….

Beliau prnh menceritakan cita2x ke sy, berhubung wktu itu sy sedang menggebu2 mengurus diri utk lanjut S2 luar negeri, kata beliau dirinya jg sangat ingin lanjut ke luar negeri melewati beasiswa tp saat itu bnyak kendala… Keluarganya pun baru mengadukan klo beliau baru sj lulus PNS, serta blm lama ini ada yg menikahinya…

Saudara sy/ kakak sy jg prnh dekat serta bermaksud ingin melanjutkan nasib dgn beliau, tp keluarga beliau tidak lebih berkenan dgn saudara sy jadi kk sy mundur….

Sy mengetahuinya dgn sosok wanita yg sangat sholeh, tutur katanya santun, ramah, slalu membantu, rendah hati serta wajahnya sangat cantik…

Al-fatihah, surga untukmu A. ST. AISYAH BAHAR….,” kenang Wiwin Marina.

Akun Rizda Novendry Sertaial menulis dengan penuh kecewa, “Wajahmu teduh, cantik serta menawan. Tutur katamu lembut bagai bisikan yg menyejukkan hati.
Innalilahi wa inna ilayhi rojiun…

Insha Allah khusnul khotimah.

Allah sangat mencintaimu bahkan kepergianmu pun dengan tutorial yg sangat di impikan oleh semua org.

Selamat jalan adekku Andi ST. Aisyah Bahar, surga firdaus menantimu sayang”.

Akun Muhammad Alfi Reza menceritakan pengalaman yang mengharukan mengenai persahabatannya dengan Aisyah.

“5 tahun lalu kami tanpa sengaja berjumpa di lantai 2 JILC BTP. Sama2 pulang dari bimbingan. Sebab kau mungkin baru di Makassar, anak rantau yang memperjuangkan studinya di kota daeng. Memberanikan diri bertanya terhadap saya, “Tabe, dimana disini ada warnet, mauka kirim email.” Senyummu saat itu pertanda bahwa nanti kami dapat jadi sahabat yang baik.

Kalau di tahun 2012, hampir seluruh murid bimbingan belajar berimpian untuk menjadi dokter, bersikeras untuk lulus di fakultas kedokteran. Kau beda. Katamu opsi Allah rutin jadi yang paling baik. Walau itu bukan dengan jas dokter..

Saya yang lagi bersulit payah untuk tembus di FK, nyata-nyatanya memperoleh berita darimu, lewat pesan pendek kau bilang, “Alfi, luluska di peternakan Unhas leluasa test. Alhamdulillah. Mauka ambil yang ini.” Tanpa tidak sedikit bertanya, saya merupakan orang yang pertama yang mendukung keputusan itu. Serta nyatanya benar, kau sukses menjadi yang paling baik, cumlaude di Fakultas Peternakan Unhas.

Berbagai bulan lalu, kami pernah bertegur sapa lagi. Hari ini lewat line. Saling menyapa serta mengenang perjuangan dulu. Terbaru kudengar kau ingin melanjutkan pendidikan S2 dengan jalur beasiswa. Saya kemudian menjadi orang yang paling setuju dengan keputusan itu. Meminta untuk kami berdua saling mendoakan masa depan masing-masing.

Pagi ini, saat beres jaga di kamar operasi. Iseng2 cek Facebook. Beranda ini penuh dengan wajahmu. Kau berpulang. Kembali ke pangkuan yang maha kuasa dalam kondisi khusnul khatimah. Sebuahkeadaan yang paling dinantikan oleh seorang hamba tatkala bakal berjumpa dengan Tuhannya. Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Terima kasih untuk semangatnya selagi ini, Ichaaaa. Terima kasih untuk setiap pelajaran nasibnya yang paling berharga,” tulisnya.

Ayah Aisyah Andi Bahar Jufri, menceritakan anaknya meninggal usai shalat subuh.

Sebelumnya Ica pernah sahur sebab berniat puasa sunah (Senin Kamis).

“Telah makan sahur, lalu pergi Salat Subuh di masjid. Pulang dari masjid, tadarusan di rumah. Tidak berselang lama, setengah 7, ia telah meninggal dunia,” beber pria asal Bone ini.

Bahkan kata Bahar mengaku ia tetap pernah menemani putrinya itu tadarusan.

Ica meminta ayahnya mengoreksi wacana Al Quran-nya.

Sesaat kemudian Ica tiba-tiba terbaring di pangkuan ayahnya serta mengucapkan syahadat.

Selama ini kata Bahar, anaknya tidak mengalami sakit yang serius.

Anaknya hanya sesekali mengelukan sakit kepala.

Tetapi selagi ini tidak ada vonis dari dokter terkait sakit anaknya ini.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90