Wahai Para Suami, Manjakanlah Istrimu Sebagaimana Dia Memanjakan Anakmu

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Ketika seorang wanita memutuskan untuk menikah tidak sedikit dari mereka yang berubah total kegiatan sehari-harinya. Semacam saat belum menikah seorang wanita pasti bangun tidur dengan santai tanpa memikirkan dapur.Pernahkah kami menyadari – bahwa istrilah yang bangun lebih pagi, karena harus menyiapkan sarapan untuk keluarga. Jadi pada saat suami bangun pagi, makanan telah terdapat.




Bahkan istri lumayan repot mengurus anak-anak yang harus pergi ke sekolah. Seusai suami pergi kerja, anak-anak telah pergi ke sekolah, istri harus mencuci pakaian, belanja, dan memasak untuk makan siang.

Lewat tengah hari memberi makan anak-anak, membimbingnya untuk tidur siang, kemudian bersih-bersih, dan menyiapkan anak-anak pergi mengaji, lalu menyiapkan makan malam, bersih-bersih diri karena sebentar lagi suami pulang dari kantor.



Malam menemani anak-anak belajar, kemudian saat anak-anak mulai pergi tidur, melayani suami sebagai tugas mulia. Hingga suami tertidur pulas dan mendengkur, barulah istri merebahkan badannya perlahan-lahan dan memejamkan mata.

Untuk kemudian bangun pagi-pagi sekali sebelum suami dan anak-anak terbangun. Begitulah rutinitas kenasiban seorang istri dalam rumah tangga.

Apakah istri tidak pantas mendapat penghormatan besar dari suami, terhadap jasanya yang tidak merasa lelah mengurus anak-anak dan keluarga?

Bila anak buah keluarga sakit, roda kenasiban rumah tangga harus masih berlangsung, jadi istri harus pontang panting menghadapi semuanya. Kalau suami sakit, segala kenasiban rumah tangga juga harus masih berlangsung.

Apabila istri yang sakit, bisa dipastikan aktivitas rumah tangga bakal tersendat. Begitu besarnya peranan istri dalam rumah tangga, jadi seolah-olah tidak boleh sakit. Tidak hanya itu, diantara tugas-tugas rutin menyita waktu yang penuh, istri juga harus tampil masih cantik, kelihatan segar di mata suaminya.

Apabila kesibukan rumah tangga membikin penampilan jadi kedodoran, tidak bergairah, kuyu dan keletihan, tidak sedikit mengeluh, bakal membikin pandangan suami menjadi negatif.

Kenasiban rumah tangga yang dihadapi seorang istri, bakal jauh tidak sama dengan ketika pertama kali memasuki kamar pengantin, penuh kemesraaan, dan segalanya hanya untuk berdua, Terus hari, perubahan bulan dan tahun, seusai hadir anak-anak, aktivitas istri terus terus bertambah.

Tetapi, tidak sedikit suami ketidak sedikitanpun melirik, dan menyadari peranan istri yang begitu besar dalam rumah tangga, ketika menjalankan manfaatnya sebagai bunda rumah tangga.

Malah ada suami yang menggerutu saat menonton istrinya tidak bisa tampil cantik dan segar, hanya karena tuntutan kesibukan sehari-hari yang mendera nasibnya.

Sebetulnya sebagai seorang suami bisa merasakan kehadiran seorang istri dalam rumah tangga dengan rasa kemanusiaan.

Betapa besar dan repotnya tugas istri dalam rumah tangga, ini yang sebaiknya disadari suami, lalu menjalin saling arti dan penuh perhatian dengan usaha dan cara-cara yang cocok, supaya beban rumah tangga itu tidak terasa berat.



Perhatian suami terhadap istrinya yang telah bekerja keras untuk keluarganya itu bisa adalah cermin mempunyai kehendak yang searah, sama-sama mengharapkan kebaikan dan keindahan rumah tangga, mengharapkan kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat.

Kalau diawal pernikahan, pandangan suami terhadap istrinya ialah kecantikannnya, pada perjalanan berikutnya adalah, pandangan suami terhadap apresiasi kerja keras istri, ketulusannya mengurus keluarga, keramahtamahan, dan kehangatan yang di tengah kesibukannya mengurus keluarga masih senatiasa terpancar untuk kenikmatan dirinya.

Hati suami sesungguhnya juga cermin, apakah ia mempunyai rasa terima kasih terhadap kerja keras istrinya, alias mengabaikannnya, bahkan mencelanya seusai keadaannya yang keletihan dan tidak bersemangat.

Keadaan lesu sang istri yang keletihan karena kerja keras setiap harinya itu, terkadang malah dijadikan alasan-alasan suami untuk berniat melirik wanita lain yang lebih muda, bergairah, dan cantik. Dari sinilah tidak jarang awal keindahan rumah tangga mulai memudar.

Artinya, arti suami sangat diperlukan, kapan saat membutuhkan penampilan istri cantik, segar dan prima. Apabila istri tidak bisa bersikap semacam yang dikehendaki, karena dalam kesibukan mengurus anak yang rewel, dan rumah senantiasa acak-acakan oleh tingkah laku anak, kata Ruqayyah Warsi Magsood;

“Akuilah kerja keras dan pengabdian mereka, nyatakan kebutuhan Kamu dengan kehormatan.”

Butuh diingat, seorang
wanita yang mau dilamar menjadi seorang istri dari seorang laki-laki dan bersedia meninggalkan rumah orang tuanya, karena mengharapkan suami bisa melindunginya, menghormatinya, yang mencumbuinya, suami memberi waktu untuknya.

Sehingga waktu tidak hanya untuk pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak saja. Suami harus mencontoh kenasiban Rasulullah SAW sebagai pemimpin pertempuran dimana-mana.

Tetapi ketika bersama istri-istrinya senantiasa memberbagi kasih sayang dan kedamaian, tidak memberatkan istri, berusaha meringankan tugas-tugas istri, dan rutin menghindari kata-kata kasar dan menyakitkan. Sabda Rasulullah:

”Orang yang terbaik diantara anda adalah yang terbaik terhadap istrinya, dan aku adalah yang terbaik terhadap istipsu”

Suatu faktor yang harus diketahui suami, bahwa hadiah termahal yang diberbagi suami terhadap istrinya dan anak-anaknya adalah berdialog, berkomunikasi, menyediakan peluang dan waktu untuk bisa bercanda.

Apabila kami lihat kenasiban rumah tangga Rasulullah SAW bersama para istrinya, maka kenasibannya adalah contoh bagaimana canda tawa, cumbu rayu, kemesraan, sanjungan, keakraban rutin menghiasi dengan pujian-pujian.

Bila suami telah menutup mata dengan hal-hal yang baik semacam yang diperbuat oleh Rasulullah SAW itu, berarti hatinya telah terhimpit batu keras, jadi perilaku semacam batu. Sementara kami nasib dengan ruh, bukan jasad saja, bagai batu. Kami bukan semacam batu yang tidak punya ruh.

Kita mempunyai kehangatan yang rutin diiringi senyuman, sapaan manis yang bisa menghapus beban kelelahan fisik sitri yang telah bekerja keras dari pagi buta hingga larut malam, jadi hatinya menjdai berbunga dengan pujian. Mengapa tidak bercermin pada rumah tangga Rasulullah SAW, yang pantas dijadikan teladan? Firman Allah SWT :

“Sesunggunya telah ada pada Rasulullah (Muhammad SAW) teladan yang baik bagi siapa yang mengharap (anugrah) Allah dan (ganjaran di) Hari Kemudian, dan tidak sedikit menyebut nama Allah” (Q.S AL-Ahzab :21)

Pujian terbukti sangat dibahagiai wanita dan bisa membesarkan hatinya sesuai dengan fitrahnya menyenangi hiasan dan pujian. Bagi seorang istri, pujian adalah dasar yang kuat menjadi pondasi hubungan rasa cinta, kasih sayang, produktivitas dan pembinaan.

Pujian bakal menciptakan suasana yang kondusif untuk menguatkan hubungan-hubungan itu supaya menghasilkan sesuatu yang diinginkan, yaitu kebaikan rumah tangga.

Pujian bagi istri ialah faktor yang paling berharga lebih dari perhiasan yang mahal dan baju baru yang indah, karena perasaan dicintai bakal timbul dari pujian itu, dan adalah semangat bagi jiwa, tidak ubahnya makanan vitamin bagi tubuh yang lelah.

Berterima kasihlah terhadap istri yang dengan tangannya, kesungguhannya, ketulusannnya telah menyediakan waktunya untuk menyiapkan segala kebutuhan rumah tangga.

Ucapkanlah selamat dan terima kasih atas pelayanan dan kebersamaannya dengan kita, kesanggupannya menjaga rumah dan anak-anak dengan baik.

Katakan semua itu dengan jujur dan penuh mesra, itu telah membikinnya bahagia dan menanamkan kasih sayang di hati istri kita. Bila hati istri bahagia, ia bakal lebih hangat melayani suami dan nasib menjadi tentram dan tenang. Rasulullah AW bersabda:

”Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik ahlaknya, dan manusia terbaik diantara anda adalah yang tebaik terhadap istri-istrinya”.

Kebersamaan suami istri dalam rumah tangga adalah diwarnai saling menghormati. Khususnya suami memberi penghormatan yang tinggi terhadap kerja keras istri shalelah, yang dirangkum dalam kecintaan yang suci dan setia terhadap pasangannya, yang telah menjalankan tugas dan keharusannya dengan baik.

Kenasiban suami istri yang baik saling pengertian, dan mau berterima kasih, jadi bakal menjadikan rumah tangga kompak dan istimewa.

Masing-masing suami istri menjalankan keharusan, tugas dan haknya, menuju kea rah membangun rumah tangga bahagia.

Dan bagi suami tidak bakal mendatangkan bahaya apabila berterima kasih terhadap istrinya yang telah bangun lebih pagi, dan tidur larut malam saat semua keluarga telah terlelap, lalu sehari-hari waktunya penuh berbakti terhadap kepentingan rumah tangga.

Disadari alias tidak, pekerjaan para istri lebih tidak sedikit daripada suami. Dari pagi hingga malam hari, pekerjaan mereka seolah tidak ada hentinya.

Mulai dari mengurus anak-anak, melayani kebutuhan dan kebutuhan suami, hingga mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Itulah karenanya, seorang suami harus menghargai jerih payah istrinya, diantaranya:

Memberbagi pujian atas semua pekerjaanya dan tidak melecehkan kelemahannya.
Memberi dukungan moral dan bantuan tenaga untuk meringankan beban tugas dan perannya.
Apabila memungkinkan, penuhi segala kebutuhan yang bisa mempermudah tugas-tugasnya itu.
Memberbagi hadiah tertentu yang bisa membahagiakan hatninya. Pasti bukan mahalnya yang jadi prioritas, tetapi bentuk kesungguhan perhatian yang lebih utama.
Sahabat medianda silahkan berikan apabila ini menurutmu bisa merubah pribadi para suami menjadi lebih baik.

Semoga berguna.

Sumber: ciungwanara.info
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90