Melunasi Hutang Itu Mudah, Al-Qur’an Sudah Memberi Solusi, Begini Caranya

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Di zaman kini ini tidak sedikit orang mengeluh mengenai persoalan hutang. Biasanya sebab terjerat dengan tuntutan nasib alias untuk gaya nasib mewah mereka rela berhutang pada pihak perorangan maupun bank tanpa menonton jumlah hutang yang wajib dibayar perbulan, jadi tidak jarang di kemudian hari mereka rugi sebab terjerat dengan sistem ribawi.Lalu bagaimana tutorial melunasi hutang apabila telah terlilit persoalan ini? Berikut merupakan solusi yang telah disebutkan dalam Al Qur’an supaya kami dapat bayar hutang secepatnya.




Sebagaimana diceritakan oleh Habib Umar bin al-Hafidz, Sebuahketika Seorang lelaki mendatangi kediaman Syaikh Sya’rawi. Terhadap Syaikh, ia membahas persoalannya. bhwa ia bkrja di tmpat yng sybhat tdak jlas antra hlal srta hrmny pkrjaan trsbut. Pun dengan beberapa produk yang dihasilkan ditempat kerjanya.

Dampak pekerjaannya tersebut, lelaki itu menjalani kenasiban yang sangat jauh dari ketenangan. Rumah tangganya tidak tersanjung. Istri serta anaknya tidak sedikit makar. Serta beberapa kekurang baikan lainnya.



Seusai mendengarkan penuturan lelaki tersebut, Syaikh Sya’rawi mengatakan, “Wahai anakku, Keluarlah dari pekerjaanmu.”

“Bagaimana mungkin aku keluar dari pekerjaanku, sementara hutangku kian menumpuk? Anak, istri serta beberapa orang keluargaku tetap membutuhkan nafkah dari diriku.”
jawab lelaki tersebut.

“Wahai anakku,” ucap Syaikh Sya’rawi, ketahuilah bahwa dalam Al Qur’an dijelaskan,


?? ???? ??????? ??????? ???????? ???? ?????????

‘Barang siapa yang bertaqwa terhadap Allah, maka dijadikan baginya jalan keluar (atas semua persoalan).’” (QS. ath-Thalaq [65]: 2)

Syikh Sy’rwi mlnjtkn prtnyaanny, Mna yng lbih dlu dsbutkan? Jlan keluar alias Taqwa?”

Sangat jelas disebutkan dalam ayat diatas, Bahwa Allah Ta’ala lebih dulu menyatakan kata ‘taqwa’, baru kemudian ‘jalan keluar’.

Lalu bagaimana mungkin kami menginginkan jalan keluar terlebih dahulu sementara diri kami berada dalam kemaksiatan serta beberapa amal kekurang baikan lainnya?

Akhirnya, lelaki itu mau mengikuti nasihat Syaikh Sya’rawi, atas anugerah dari Allah Ta’ala. Tidak lama kemudian, ia keluar dari pekerjaannya serta menikahi pekerjaan yang lebih baik, bayarannya pun jauh lebih besar sampai akhirnya bia untuk menyicil hutangnya.

Bbrapa blan slnjtny, llaki it dpndhkan ke Kwait, kmudian dipindah ke Arab Saudi, dekat dengan Masjidil Haram serta Ka’bah.

“Dia,” terang Habib Umar bin al-Hafidz, “mau membenahi dirinya, kemudian Allah Ta’ala melunasi hutangnya, kenasibannya pun menjadi lebih baik. Mka dri it, whai Sudraku, Brtqwlah trhdap Allah, insyallah dngan izn Allh jlan keluar bakal terbuka. Bagaimana mungkin engkau minta jalan keluar sementara dirimu tidak bertaqwa (berada dalam kemaksiatan)?”



Mungkin, tidak sedikit di antara kami yang sempat membaca ayat diatas bahkan menghafal dengan maknanya. Tetapi, ada begitu tidak sedikit yang tetap tenggelam dalam beberapa persoalan, padahal telah mengenal solusinya.

Bukankah Allah Ta’ala dengan sangat jelas menyatakan, bertaqwalah maka bakal diberbagi jalan keluar. Serta amatlah mustahil diberi jalan keluar sementara diri tetap bergelimang dalam sia-sia, dosa, serta maksiat.

Wallahu A’lam.

Sumber: beritamakkah.com
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90