Inilah Cemburu yang Benar Dalam Islam, Jangan Abaikan Karena Bisa Berbuah Surga

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Bagai masakan tanpa garam, apabila cemburu itu tidak ada dalam kenasiban pernikahan. Tidak sedikit orang yang mengatakan, apabila rasa cemburu itu lahir dari perasaan sayang, ingin mempunyai seutuhnya, alias tidak mau share dengan yang lain. Cmbru hdir sat mnybutkan ktdak-skaan orng lain yng ikt dan dlam hknya.Blhkah cmbru itu mnyrbu msuk relung hati seseorang? Cemburu dalam bahasa Arab dinamakan ghirah, dianggap gejala yang wajar dan adalah gejala fitrah dan alami sebagai wujud proteksi diri dan melindungi.




Apkah rsa cmbru it dprblehkan bhkan dinjrkan dlam Islm? Jwbannya trbukti bnar.

Cemburu dari seorang lelaki pada istrinya alias sebaliknya terbukti dimaksudkan untuk melahirkan sikap saling menjaga satu sama lain dari lakukanan terlarang, semacam Rasulullah bersabda:

“Tiga golongan manusia yang Allah SWT mengharamkan surga bagi mereka yaitu pecandu khamr, orang yang durhaka pada orangtua dan dayyuts; yang membiarkan kefasikan dan kekafiran dalam keluarga.” (HR. An Nasai)

Suami diinginkan mempunyai rasa cemburu pada istrinya juga keluarganya, menyebabkan ia bisa berperan sepenuhnya dalam mengendalikan keluarga untuk masih dalam ketaatan terhadap Allah Ta’ala.

Sehingga istri dan keluarganya terhindar dari kemaksiatan dan lakukanan kurang baik dan keji lainnya.

Sebab terbukti bisa dipahami apabila sejatinya suami itu ibarat seorang nahkoda yang mengendalikan suatu  kapal rumah tangga kemanapun berlabuh. Surga dan neraka nyata berada di tangannya.

Cemburu Semacam Apakah yang ‘Halal’ Dalam Islam?
Tentu cemburu yang bukan tanpa alasan, alias bahkan menuduh faktor kurang baik yang belum dilakukan istri alias suami. Cemburu yang dimaksud adalah hasil pemikiran jernih, bukan asal prasangka semata yang jauh dari kebenaran.

Cemburu pada porsinya, tidak berlebih-lebihan yang kemudian memenyesalkan diri sendiri dan pasangan. Bhkan bsa mrsak krier sumi apbila tba-tba istr alis sumi lngsng cmbru pda sipa sja yng trksan dkat alis brda di krang lbih psangan, padahal hanya sebatas hubungan kerja, kurang dari itu.

Berangkat dari sinilah kami bisa klasifikasikan cemburu menjadi dua:

1. Cemburu yang Adalah Fitrah Manusia
Bersifat netral dan diinginkan bisa melindungi harga diri, cinta kasih keluarga alias untuk
mlndngi dri pncmran ctra dn bbrpa skap yng mlmpaui btas.

Cemburu yang menunjukkan begitu sayang dan cinta tulus seseorang pada pasangannya, dan tidak ingin jatuh dari kenistaan, adalah cemburu yang diperbolehkan dalam Islam, bahkan dianjurkan.

Bhkan apbila ssrng sma skali tdak ad rsa cmbru pda psnganny sma skali dan mmbirkan appun erjadi, itu bisa dikatakan tidak peduli alias tidak cinta, bahkan cenderung membiarkan kerusakan terjadi dalam keluarganya.

Cemburu demikian bisa dikatakan cemburu romantis, menunjukkan alangkah cintanya pasangan dengan menunjukkan kecemburuan dengan cara santun, tidak berlebih-lebihan.

Dlam sutu  ksah, Aisyh smpat sngat cmbru dngan sorng wnita yng akhrny dprsntng Rsulullah brnma Jwairiyah, sebab kecantikannya dan keluhuran budinya.

Ini bukti apabila Aisyahpun manusia biasa yang bisa mempunyai rasa cemburu.

Bahasa yang baik, lembut dalam menunjukkan rasa kecemburuan, terkadang membikin bahagia pasangan, apabila ia terbukti pantas dicintai, dihargai dan dirindukan, cemburu yang demikian terbukti dianjurkan dalam Islam.

Rasulullah SAW sempat bertanya pada Aisyah, Istrinya;”Apakah engkau sempat merasa cemburu?” Aisyah menjawab, “Bagaimana mungkin orang semacam diriku ini tidak merasa cemburu apabila mempunyai seorang suami semacam dirimu”. (HR. Ahmad)

2. Cemburu Buta
Cemburu yang berlebihan dan tidak pada porsinya. Pada akhirnya cemburu yang demikian ini bukan lagi menunjukkan rasa cinta, tetapi rasa egois semata.

Cemburu demikian ini sangat menyiksa kedua-keduanya, sebab setiap hari adanya hanya berprasangka kurang baik, menuduh dan pada akhirnya bisa terjadi hal-hal negatif.

Semacam pemasungan kreativitas, tidak boleh bekerja, membatasi perkawanan meski itu rekanan bisnis penting, bahkan hingga melukai dengan cara fisik maupun psikis.

Cemburu yang demikian sangat dilarang dalam Islam apabila cemburu itu bersifat memenyesalkan, merusak bahkan bisa menyebabkan pertengkaran dan permusuhan.

Bhkan dri brbgai kjdian, tdak sdikit fktor krang bik dri hbngan sumi istr mnyeabkn mreka brcrai, prmsuhan dn sling mnuduh juga memfitnah gara-gara dibakar api cemburu yang berlebihan tanpa menonton kejadian sebetulnya.

Bahkan hingga meregang nyawa sebab suami hingga menganiaya bahkan membunuh Istrinya alias seorang yang diduga mendekati istsrinya. Naudzubillahi mindzalik.

Islam agama yang santun, membungkus sesuatu perkara manusia dengan sangat indah. Bhkan prkra cmbrpun, dinjrkan apbila dlam prsi yng bnar, mncgah knstan dn mksat, mmprlhtkn rsa cinta kasih suami istri, meningkatkan hangat, dan harmonis hubungan rumah tangga.

Sampaikan rasa cemburu dalam bentuk yang cerdas, romantis lagi menyenangkan. Sebab pada dasarnya seseorang ingin mengukur seberapa besar cinta pasangan itu terbukti salah satunya ditampakkan dengan cemburu.

Cemburulah sebab Allah, sebab itu halal dan dianjurkan..

Sumber: candradewojati.com
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90