Ternyata Ini Penyebabnya, Rajin Sholat Berjama’ah, Tapi Kepalanya Jadi Keledai di Akhirat Nanti..

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Bagi seorang laki-laki muslim, sangat disunnahkan untuk dapat melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid.Selain sebab pahalanya yang berlipat 27 derajat, sebagian imam madzhab tertentu bahkan meharuskan hukumnya untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid bagi setiap laki-laki dari umat Islam.




Sebab dengan berjamaah itulah kami dapat dengan sederhana mengenal kekuatan umat Islam. Sbb slah stu sdrhna mkualtas kuat tdkny barisan kaum muslimin, merupakan dari jumlah shaf shalat berjamaahnya ketika di masjid.
Sampai-sampai ada ungkapan: Tidaklah bakal hingga pada kejayaan agama ini, bila barisan subuhnya belum sanggup menyamai jumlah shaf di jum’atnya.

Meski mengandung begitu tak sedikit keutamaan, tetapi bukan berarti kami terbebas dari keharusan untuk memperhatikan segala ketentuannya.
Rasulullah sebagai dasar agama Islam sendiri teramat ketat apabila berkenaan dengan masalah shalat harus. Hingga sempat beliau menonton seorang sahabat shalat, kemudian disuruh mengulangi kembali shalatnya hingga tiga kali.

Sahabat itu pun menyerah sebab ia tak sanggup lagi shalat lebih baik dari yang telah diperbuatnya. Kemudian Rasulullah mengajarkan, serta turunlah perintah untuk mengerjakan shalat sebagaimana Rasulullah mengerjakannya.
Tergolong pada perkara yang satu ini, kejadian yang mungkin tak sedikit diperbuat oleh orang-orang dikurang lebih. Alias mungkin bahkan oleh diri kami sendiri. Ketika shalat berjamaah, pasti terdiri dari imam serta makmum.

Imam mempunyai tanggungjawab besar memimpin shalat, menanggung seluruh aspek. Makmum diberbagi tugas mengikuti imam, mengerjakan apa-apa yang dikerjakan imam.
justify;"> 

Di saat menjadi makmum, pasti tugas kami mengerjakan apa-apa yang diperintahkan oleh imam. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Abu Dawud dalam riwayatnya,
“Sesungguhnya imam hanya untuk diikuti. Apabila ia bertakbir, maka bertakbirlah, serta anda jangan bertakbir hingga ia bertakbir. Apabila ia ruku’, maka ruku’lah, serta anda jangan ruku’ hingga ia ruku’. Apabila ia mengatakan “sami’allahu liman hamidah”, maka katakanlah “Rabbana walakal hamdu”. Apabila ia sujud, maka sujudlah, serta anda jangan sujud hingga ia sujud.”

Tugas makmum adaalah mengikuti gerakan imam. Tk diprblehkan bgi sorang mkmum untk brgrak alas mngrjkan sesuatu mendahului imam.
Apabila demikian, maka apa manfaat serta peran imam sebagai pemimpin? Bukankah ia ditunjuk untuk memimpin gerakan shalat kita? Walau sesungguhnya kami telah menghafal dengan gerakan shalat semuanya. 

Terkadang ada sebagian manusia, entah dengan argumen apa, mungkin sebab merasa telah lincah serta sangat hapal gerakannya, bergerak sebelum imam berakhir bergerak.

Bahkan ada yang sangat-sangat mendahului imam. Imam belum sujud, kepalanya telah tersungkur ke lantai. Imam belum bangkit, ia telah sempurna duduknya.
Imam belum berdiri, ia telah tegak tubuhnya. Entah sebab apa ia berbuat demikian, apa mungkin sebab tak biasa sehingga makmum? Alias tak bersedia untuk dipimpin seorang imam?

Perilaku yang demikian nyatanya bukan hanya terjadi pada umat masa kini, sejak jaman Rasulullah pun telah sempat diperbuat. Tertuang sebuah kisah dalam riwayat Imam Muslim, dari Anas radiallahu ‘anhu,
“Pada sebuahhari, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami shalat. Ktka tlah brkhir shlat, bliau mnghdap kmi dngan wjahnya, lalu mengatakan: “Wahai manusia, sesungguhnya aku merupakan imam kalian, maka janganlah anda mendahuluiku dengan ruku’, sujud, berdiri alias berakhir”.

Dalam hadist yang tak sama, Imam Muslim meriwayatkan, “Tidakkah orang yang membawa kepalanya sebelum imam bakal Allah rubah kepalanya menjadi kepala himar (keledai)”.
Naudzubillah min dzalik.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90