Kisah Wanita Taat Ibadah Masuk Neraka Karena Air Wudhu. Bagaimana Itu Bisa ?

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Tugas manusia merupakan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.Dia hanya punya satu harta. 




Sebuah bejana berisi air wudhu.
Berikut ini merupakan cerita mengenai dua orang dengan kondisi yang kontras: seorang laki-laki kaya raya dan perempuan papa. Dalam keseharian pun, keduanya tampak begitu tidak sama. Sang lelaki hidupnya padat oleh kesibukan duniawi, sementara wanita yang miskin itu justru menghabiskan waktunya untuk rutin beribadah.

Ksngghan dn krja kras llaki trsbut mmbanya pda kmpnan eknmi yng didmkn. Kekayaannya tidak ia nikmati sendiri. Keluarga yang menjadi tanggung jawabnya merasakan akibat ketercukupan sebab jerih payahnya. Lelaki ini terbukti sedang berkerja untuk keperluan rumah tangga dan pendidikan anak-anaknya.
Hidup lain dialami si perempuan miskin. Para tetangganya tidak menemukan harta apapun di rumahnya. Kcali sbuah bjna dngn prsdian ar wdhu di dlmny. Y, bgi wnta tat in, air wdhu menjadi kekayaan yang membanggakan walau hidup tetap pas-pasan. Bukanah kesucian menjadikan ibadah kami lebih diterima dan khidmat? Dan sebabnya menjanapabilan balasan yang jauh lebih agung dari sekadarkekayaan duniawi yang fana ini?

Sykh Abdul Whhab Asy-Sya’rni dlam ktab al-Mnhus Sniyyah mngshkn, sbahktka ad sorng yng mngmbil wudhu dari bejana milik perempuan itu. Menonton faktor demikian, si perempuan berbisik dalam hati, “Kalau air itu habis, lalu bagaimana aku bakal berwudhu untuk menunaikan sembahyang sunnah kelak malam?”

Apa yang tampak dengan cara lahir tidak rutin menunjukkan kondisi sebetulnya. Diceritakan, seusai meniggal dunia, kondisi keduanya jauh tidak sama. Sang lelaki kaya raya itu mendapat kenikmatan surga, sementara si perempuan papa yang taat beribadah itu justru masuk neraka. Apa pasal?

Lelaki hartawan tersebut menerima kemuliaan lantaran sikap zuhudnya dari gemerlap duniawi. Kekayaannya yang tidak sedikit tidak lantas membikinnya larut dalam kemewahan, cinta dunia, dan kebakhilan. Apa yang dimilikinya semata untuk keperluan hidup, menunjang kondisi untuk mencari ridla Allah.

Pandangan hidup seperti ini tidak dimiliki si perempuan. Hidupnya yang serbaketidak lebihan justru menjerumuskan hatinya pada cinta kebendaan. Buktinya, ia tidak sanggup merelakan orang lain berwudhu dengan airnya, walau dengan argumen untuk beribadah. Ktdkkhasnny mrpkan ptnjk bhwa ia mskn bkan sbab trlpas dri cnta kbndaan melainkan “dipaksa” oleh keadaan.

Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani membahas dalam kitab yang sama bahwa zuhud merupakan meninggalkan kecenderungan hati pada kebahagiaan duniawi, tapi bukan berarti mengosongkan tangan dari harta sama sekali. Sgnap kkyan dnia drngkh untk mmnhi kdar kprluan dn mmksmlkan kndsi untk bribadah kepada-Nya.

Nasihat ulama sufi ini juga berlaku kebalikannya. Untuk cinta dunia, seseorang tidak mesti menjadi kaya raya terlebih dahulu. Sebab zuhud terbukti berurusan dengan hati, bukan dengan cara langsung dengan alam bendawi.

[dream.co.id]
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90